Catherine ingin putrinya memiliki tingkat pendidikan yang sama dengan dia. Untuk mencapai hal ini, Catherine menulis sebuah buku untuk putrinya Mary. Buku ini menimbulkan kontroversi berskala luas ketika diterbitkan pada tahun 1524. The Education of Christian Women, yang ditulis oleh Juan Luis Vives ditulis untuk membantu mengadvokasi pendidikan perempuan.
Buku tersebut merinci pengalaman masa kecil melalui pernikahan dan menjanda. Salah satu gagasan terpenting dalam novel ini adalah bahwa perempuan secara intelektual setara dengan laki-laki, atau bahkan lebih.
Ketegangan saat melahirkan enam anak mulai berdampak buruk pada tubuh Catherine. Rambutnya memutih dan dia kehilangan bentuk tubuhnya.
Untuk mengatasi kehilangannya, dia kembali pada keyakinannya. Catherine sering ditemukan sedang berdoa. Saat mendekati usia 40 tahun, dia tahu bahwa peluangnya untuk memiliki anak lagi sangat kecil.
Salah satu perceraian terburuk dalam sejarah
Henry mulai berselingkuh dengan Anne Boleyn, anggota istananya dan pengiring pengantin untuk pernikahan Catherine. Bahkan ketika Henry mengejarnya, Anne tetap setia dan tidak akan menjadi kekasihnya sampai dia bercerai.
Anne berpendidikan dan memahami pentingnya kebijakan dalam dan luar negeri. Karena Gereja Katolik melarang perceraian, Raja Henry VIII menulis surat kepada Paus Klemens VII. Ia berharap bisa mendapatkan izin untuk pembatalan pernikahan dengan Catherine.
Dalam surat tersebut, Henry menyertakan bagian Alkitab dari Imamat 20:21, yang menyatakan bahwa “jika laki-laki mengambil istri saudara laki-lakinya, maka itu adalah suatu kenajisan; dia telah menyingkapkan ketelanjangan saudaranya; mereka tidak akan mempunyai anak.”
Henry berharap dapat meyakinkan Paus bahwa dia dihukum karena menikahi janda saudara laki-lakinya. Ia menghendaki adanya pembatalan, menjadikan perkawinan mereka tidak sah, seolah-olah tidak pernah terjadi.
Namun ada masalah besar saat Henry meminta bantuan Paus. Kaisar Romawi Suci adalah keponakan Catherine dan Charles V tidak akan pernah mengizinkan Paus membatalkan pernikahan mereka. Keduanya memperingatkan Henry bahwa perceraian berarti ekskomunikasi dari Gereja Katolik.
Henry rela mempertaruhkan hubungannya dengan Inggris dan Gereja Katolik demi menceraikan Catherine dan menikahi Anne Boleyn. Selain itu, masyarakat Inggris lebih menyukai Catherine daripada Anne. Perceraian mereka pasti akan menimbulkan keributan dan masalah lebih lanjut bagi Henry.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR