Kemudian muncul bath beans, biji-bijian yang berfungsi sebagai sabun. Masyarakat berstatus tinggi selama Dinasti Utara dan Selatan (420-589) menggunakannya untuk membersihkan dan melembabkan kulit mereka. Sampai pada titik di mana perlengkapan mandi mahal seperti ini hanya untuk kaum bangsawan. Kaisar bahkan menghadiahkan kacang-kacangan dan produk kebersihan mahal lainnya kepada pejabatnya.
Masyarakat awam akan menggunakan versi sederhana dari kacang-kacangan yang terbuat dari bubuk kacang polong.
Pada masa ini, orang-orang kaya membangun pemandian pribadi seperti “Kolam Hangat Naga Terbakar”.
Seperti di era Dinasti Song, pemandian umum menjadi penting bagi kehidupan sosial dan rekreasi di era selanjutnya. Area-area ini menjadi spa, menawarkan layanan spa seperti potong kuku, pijat, cukur, dan pembersihan telinga.
Munculnya perlengkapan untuk membersihkan tubuh dalam sejarah Tiongkok kuno
Masyarakat modern menggemari sabun cair dan batang serta aksesoris mandi lainnya yang membuat aktivitas mandi jadi menyenangkan.
Pada Dinasti Han, versi lama dari sabun cair, juga dikenal sebagai “bath bean”. Bath beans ini merupakan jenis sabun lembut yang terbuat dari kacang tanah atau kacang polong. Kacang tersebut dicampur dengan rempah-rempah.
Sebagian orang beranggapan bahwa peradaban kuno membiarkan gigi mereka membusuk begitu saja. Namun orang Tiongkok memiliki bentuk pasta gigi yang lebih sederhana dan sama efektifnya dengan metode yang ada saat ini.
Masyarakat Tiongkok kuno menyadari bahwa garam adalah cara yang bagus untuk memutihkan dan melindungi gigi mereka.
Jadi, pada masa Dinasti Tang, Wei, Jin, dan Sui, merupakan hal yang lumrah melihat orang-orang mencelupkan jari mereka ke dalam garam, anggur, teh, dan cuka. Mereka kemudian menyeka gigi dan membersihkan mulut dengan jari.
Seiring berkembangnya metode, mereka mengganti garam dengan ramuan yang disebut bubuk gigi. Pada akhirnya, orang-orang menggabungkan bubuk ini dengan gigi babi, saponin, jahe, cimicifugae, Rehmannia glutinosa yang dimasak, daun teratai, hingga garam hijau. Mereka menggunakan kombinasi ini untuk merawat gigi. Orang Tiongkok kuno bahkan menemukan cara menggunakan bahan-bahan tersebut untuk menghilangkan kelembapan dan panas tubuh.
Orang Tiongkok kuno menyadari bahwa jari-jari tidak bisa berfungsi dengan baik sebagai sikat gigi. Jadi, mereka pertama kali menciptakan sikat gigi primitif dari ranting pohon willow.
Source | : | History Defined |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR