Setelah 21 tahun menduduki takhta dan 200 gadis dipukuli hingga tewas, 16 selirnya menyusun rencana pembunuhan.
Suatu malam, seperti biasanya, kaisar berada di tempat tidur dengan selir kesayangannya, Permaisuri Duan. Namun di tengah malam, selir mundur bersama para pengawalnya, kaisar ditinggalkan sendirian. Dalam kesempatan inilah para selir melancarkan aksinya.
Mereka menahan lengan dan kakinya agar tidak memberontak. Salah satu dari mereka melepaskan pita dari rambutnya, melilitkannya di lehernya, dan menarik tali sutra sampai dia kehilangan kesadaran. Dia mengikatkan simpul di lehernya, tetapi simpul itu tersangkut, sehingga tidak bisa dikencangkan sepenuhnya.
Zhang Jinlian, salah satu selir yang terlibat dalam penyerangan, kehilangan keberaniannya dan berlari ke permaisuri untuk mengaku. Permaisuri Fang mengambil tindakan cepat, menyelamatkan nyawanya dan memerintahkan agar para penyerang ditangkap.
Karena kaisar tidak sadarkan diri hingga sore hari berikutnya, Permaisuri Fang mengambil tindakan penghukuman sendiri.
Hernandez menjelaskan, keenam belas gadis itu, ditambah Permaisuri Duan, dieksekusi dengan cara disayat pelan-pelan.
“Mereka diikat di depan umum, dan pisau digunakan untuk memotong bagian tubuh mereka secara perlahan sampai mereka mati,” jelas Hernandez. “Beberapa catatan selama Dinasti Ming menunjukkan bahwa jumlah sayatan yang dilakukan mungkin sekitar 3.000 sayatan selama tiga hari atau lebih.”
Selain gadis-gadis yang dibunuh dengan pisau, Permaisuri Fang memerintahkan 10 anggota keluarga dari mereka dipenggal dan 20 anggota keluarga lainnya diperbudak.
Seluruh peristiwa ini dikenal sebagai Konspirasi Renyin, yang juga dikenal sebagai Gongnu qiyi (Pemberontakan Wanita Istana).
Pasca Drama Pembunuhan
Lantas, apa yang dilakukan Kaisar Jiajing setelah percobaan pembunuhan tersebut? Dia memperketat pembatasan terhadap para gadisnya, membawa 300 gadis baru setelah Permaisuri Fang meninggal pada tahun 1547.
Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1552, ia menurunkan kriteria usia dan membawa 200 anak berusia delapan tahun. Tiga tahun kemudian, pada tahun 1555, ia membawa 150 gadis di bawah delapan tahun. Semuanya untuk membuat lebih banyak ramuan "timah merah" miliknya.
Perlu ketahui bahwa Permaisuri Fang tidak pernah berbagi ranjang dengan Kaisar Jiajing, karena mereka bertemu saat dia berusia 15 tahun–dianggap terlalu tua untuk membuat kaisar tertarik padanya.
Dia meninggal pada usia 31 tahun ketika Kaisar Jiajing menolak untuk memerintahkannya menyelamatkan diri dari kebakaran. Meskipun dia telah menyelamatkan nyawanya dari upaya pembunuhan, dia masih marah padanya karena telah mengeksekusi selir kesayangannya.
Pada tahun 1567, setelah 45 tahun menduduki tahta, Kaisar Jiajing meninggal pada usia 59 tahun karena keracunan merkuri dari salah satu ramuannya. Itu adalah masa pemerintahan terpanjang kedua selama Dinasti Ming.
Source | : | Ancient Origins,Jahernandez.com |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR