Selanjutnya para peneliti mengalihkan perhatian mereka pada bagaimana evolusi postur kaki dapat mempengaruhi evolusi ukuran tubuh. "Kami ingin menguji teori bahwa transisi postur kaki akan dikaitkan dengan evolusi ukuran tubuh yang lebih cepat," urai Sakamoto.
Mamalia berkaki datar rata-rata memiliki berat sekitar 0,75 kg, mamalia berjinjit sekitar 1 kilogram, dan mamalia berkuku (dengan 'kaki balerina') berbobot sekitar 78 kg. Mungkinkah perbedaan-perbedaan ini terjadi melalui episode-episode evolusi yang cepat?
"Saat kami mengamati evolusi ukuran tubuh pada seluruh garis keturunan yang mengalami perubahan postur dibandingkan dengan garis keturunan yang postur tubuhnya tetap sama, kami menemukan bahwa garis keturunan tersebut cenderung berevolusi menjadi hewan yang lebih besar," paparnya.
Hasil studi mereka menunjukkan bahwa ukuran tubuh berkembang dengan cepat ketika postur kaki berubah. Namun ukuran tubuh tersebut kembali ke evolusi bertahap yang lebih lambat setelah postur baru tercapai.
Menurut Sakamoto dan tim, mungkin saja perubahan pada postur kaki memfasilitasi peningkatan ukuran tubuh. Sebab, dukungan berat badan dan energi yang lebih efisien, memungkinkan mamalia berkembang pesat ke dalam relung ekologi bertubuh besar yang memberi mereka keuntungan baru.
"Atau bisa juga peningkatan ukuran tubuh yang pesat mengharuskan perubahan postur kaki. Pertanyaan 'ayam atau telur' ini masih menjadi perdebatan," ujarnya.
Yang jelas, melalui penelitian ini, mereka mengungkapkan bahwa perubahan postur kaki memainkan peran penting dalam evolusi ukuran tubuh mamalia – yaitu seberapa cepat mereka bertambah besar, yang mungkin membantu mereka dengan cepat menjadi hewan darat yang dominan dalam dunia hewan.
Source | : | University of Reading |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR