Selama bertahun-tahun Kaisar Wanli menunda keputusan penting tentang pewaris takhta. Hingga akhirnya pada tahun 1601, Sang Kaisar menyerah pada tekanan. Dia secara resmi menunjuk Zhu Changluo sebagai putra mahkota dan calon pewaris takhta.
Nyaris Jadi Korban Pembunuhan Selir Ayahnya
Pada tahun 1615, istana kekaisaran Dinasti Ming terguncang oleh sebuah skandal yang misterius dan mengejutkan. Seorang pria bernama Zhang Chai, dengan hanya bersenjatakan tongkat kayu, berhasil mengusir para kasim penjaga.
Dia berhasil menerobos masuk ke dalam Istana Ciqing, tempat tinggal putra mahkota. Keberhasilannya dalam menembus pengamanan istana menimbulkan banyak pertanyaan dan kecurigaan.
Beruntungnya, sebelum Zhang Chai sempat melakukan tindakan lebih lanjut, ia berhasil ditangkap dan ditaklukkan.
Awalnya, ia dianggap sebagai orang gila tanpa motif yang jelas. Namun, penyelidikan yang dipimpin oleh hakim Wang Zhicai mengungkap pengakuan dari Zhang Chai yang mengejutkan semua pihak.
Sang penerobos mengaku telah dijanjikan imbalan oleh dua kasim yang bersekongkol dengannya. Lebih mengejutkan lagi, ternyata keduanya dikatakan bertindak atas perintah Selir Agung Zheng, selir favorit Kaisar Wanli.
Pengakuan ini membawa Lady Zheng ke pusaran skandal pembunuhan terhadap putra mahkota. Beragam bukti yang merugikan dan tuduhan yang meluas terus menyudutkan Lady Zheng.
Namun, Kaisar Wanli memilih untuk turun tangan langsung demi melindungi Lady Zheng. Dengan tegas, ia memutuskan bahwa kesalahan terletak pada para kasim tersebut, yang pada akhirnya dihukum mati bersama dengan Zhang Chai.
Harapan yang Berakhir dengan Singkat
Pada bulan Agustus 1620, dengan wafatnya Kaisar Wanli, Zhu Changluo naik takhta sebagai penerus Dinasti Ming. Dalam menghormati tanggung jawab barunya sebagai kaisar, ia memilih nama Taichang, yang berarti 'kemakmuran besar'.
Baca Juga: Pewarisnya Selalu Mati, Kaisar Dinasti Ming Ini Jadi Korban Selirnya Sendiri?
KOMENTAR