Namun, alih-alih menghubungkannya dengan kota kuno Pompeii yang disebutkan dalam teks-teks kuno, ia malah mengaitkannya dengan vila Pompey. Pompey adalah jenderal Romawi terkenal yang hidup sekitar waktu yang sama dengan Julius Caesar di akhir era Republik Romawi.
Francesco Bianchini-lah yang akhirnya menunjukkan arti sebenarnya dari prasasti tersebut. Hal ini didukung oleh Giuseppe Macrini. Pada tahun 1693 Macrini menggali beberapa tembok dan menulis bahwa Pompeii terletak di bawah La Civita.
Penggalian baru dimulai di Pompeii pada tahun 1748. Pada tahun 1763 sebuah prasasti (Rei publicae Pompeianorum) ditemukan. Hal inilah yang mengidentifikasi situs tersebut sebagai Pompeii, kota kuno yang hilang.
Penggalian awal di Pompeii
Saat ini, Pompeii adalah situs arkeologi terpanjang yang terus digali di dunia. Penggalian yang dilakukan telah memberikan gambaran sekilas kepada para sejarawan tentang kehidupan kuno di kota Romawi pada umumnya.
Sebenarnya, penggalian dimulai pada zaman Romawi, pada masa pemerintahan Kaisar Romawi Severus Alexander (memerintah 222-235 M). Saat itu para pekerja diperintahkan untuk mengungkap kota tersebut. Namun, mereka menemukan bahwa lapisan tebal lapili hampir tidak dapat ditembus. “Maka upaya penggalian tidak dilanjutkan,” tambah Venner.
Sebagai hasil penggalian di dekat Herculaneum, upaya untuk menemukan Pompeii dimulai pada abad ke-17. Pompeii berada di aliran lava prasejarah sekitar 8 kilometer dari kaki Vesuvius. Selama letusan, abu panas dan gas (dikenal sebagai aliran piroklastik) mengalir dengan kecepatan hingga 100 mph ke kota-kota di sekitarnya. Abu dan gas itu merobohkan bangunan dan membunuh semua makhluk hidup di sana.
Tahapan dan waktu terjadinya letusan dapat ditelusuri dari lapisan material yang tertinggal. Ada dua fase utama letusan Vesuvius, yaitu Vesuvian dan Pelean. Yang pertama mengeluarkan batu apung, gas panas, dan abu, dan batu apung mencapai lantai pertama di Pompeii. Fase Pelean terdiri dari aliran piroklastik, abu yang memadatkan semua yang tersisa di Pompeii.
Karena fase terakhir tersebut, dan kondisi cuaca yang tepat pada hari itu, Pompeii tetap terpelihara selama berabad-abad. Dan kejadian tragis inilah yang menjadikan kota ini begitu istimewa dan penting bagi penggemar sejarah dan arkeolog.
Bagaimana penggalian awal di Pompeii mengubah sejarah dunia?
Ketika penggalian sistematis pertama dimulai pada tahun 1700-an, hal itu mirip dengan perburuan harta karun. Ekskavator, yang bekerja atas nama Raja Charles III dari Napoli, berburu perak dan emas, serta patung marmer. Semua harta itu dijual dan menghiasi istana.
Selain itu, penggalian tersebut akan meningkatkan reputasi internasional Charles. Juga memperkuat posisinya sebagai kepala dinasti penguasa baru di Napoli.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR