Nationalgeographic.co.id - Pompeii sekarang menjadi salah satu kota kuno peninggalan Kekaisaran Romawi yang paling terkenal. Konon, penggalian awal di Pompeii mengubah sejarah dunia. Bagaimana bisa?
Di Teluk Napoli pada tahun 79 M, bencana letusan Gunung Vesuvius menghancurkan Pompeii. Selain itu, banyak kota, desa, dan vila di sekitarnya pun turut hancur. Terkubur di bawah lapili dan abu, Pompeii tertidur selama hampir 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali.
Bertahun-tahun setelah reruntuhan kota kuno ini ditemukan, para arkeolog berdedikasi untuk mengungkap rahasia di bawah tanah. Mereka berusaha menghidupkan kembali kisah-kisah orang-orang yang tinggal di sana.
Namun mengapa kota kuno ini masih begitu penting 2.000 tahun setelah terkubur oleh letusan Gunung Vesuvius?
Penemuan kembali Pompeii: peristiwa penting dalam sejarah dunia
Desas-desus beredar selama berabad-abad bahwa kota-kota di daerah sekitar Napoli terkubur oleh gunung berapi pada zaman kuno. Dan catatan kuno dari Pliny the Younger dan Tacitus menceritakan kisah bagaimana hal ini terjadi.
Sayangnya, letusan lebih lanjut, khususnya pada tahun 471–473 dan 512, menutupi sisa-sisa yang mungkin ada lebih dalam. Maka Pompeii pun menjadi legenda.
Namun pada akhir abad ke-16, Domenico Fontana menggali saluran air yang melewati Pompeii. Tujuannya adalah untuk membuat saluran air bawah tanah untuk melayani daerah setempat. “Ia pun menemukan sebuah tembok kuno yang dipenuhi prasasti,” tulis Jessica Venner di laman The Collector.
Poros tersebut memasuki kota bertembok yang terkubur di utara Gerbang Sarno, melintasi dell'Abbondanza di sekitar Insula II.5. Dan melintasi kota dekat via di Castricio dan via del Tempio d'Iside (satu blok di selatan via dell'Abbondanza).
Melintasi forum, ia keluar ke utara Porta Marina. Di sinilah para penggali menemukan bangunan dan lukisan dinding. Tapi penemuan tersebut tidak merangsang minat lebih lanjut. Fontana memutuskan untuk merahasiakannya.
Penemuan Fontana tetap dirahasiakan, hingga tahun 1689 ketika Francesco Picchetti menemukan prasasti dinding yang menyebutkan decurio Pompeiis (anggota dewan kota Pompeii).
Baca Juga: Kabar Baru Tak Terduga soal Pria 'Paling Sial' dalam Sejarah Pompeii
Namun, alih-alih menghubungkannya dengan kota kuno Pompeii yang disebutkan dalam teks-teks kuno, ia malah mengaitkannya dengan vila Pompey. Pompey adalah jenderal Romawi terkenal yang hidup sekitar waktu yang sama dengan Julius Caesar di akhir era Republik Romawi.
Francesco Bianchini-lah yang akhirnya menunjukkan arti sebenarnya dari prasasti tersebut. Hal ini didukung oleh Giuseppe Macrini. Pada tahun 1693 Macrini menggali beberapa tembok dan menulis bahwa Pompeii terletak di bawah La Civita.
Penggalian baru dimulai di Pompeii pada tahun 1748. Pada tahun 1763 sebuah prasasti (Rei publicae Pompeianorum) ditemukan. Hal inilah yang mengidentifikasi situs tersebut sebagai Pompeii, kota kuno yang hilang.
Penggalian awal di Pompeii
Saat ini, Pompeii adalah situs arkeologi terpanjang yang terus digali di dunia. Penggalian yang dilakukan telah memberikan gambaran sekilas kepada para sejarawan tentang kehidupan kuno di kota Romawi pada umumnya.
Sebenarnya, penggalian dimulai pada zaman Romawi, pada masa pemerintahan Kaisar Romawi Severus Alexander (memerintah 222-235 M). Saat itu para pekerja diperintahkan untuk mengungkap kota tersebut. Namun, mereka menemukan bahwa lapisan tebal lapili hampir tidak dapat ditembus. “Maka upaya penggalian tidak dilanjutkan,” tambah Venner.
Sebagai hasil penggalian di dekat Herculaneum, upaya untuk menemukan Pompeii dimulai pada abad ke-17. Pompeii berada di aliran lava prasejarah sekitar 8 kilometer dari kaki Vesuvius. Selama letusan, abu panas dan gas (dikenal sebagai aliran piroklastik) mengalir dengan kecepatan hingga 100 mph ke kota-kota di sekitarnya. Abu dan gas itu merobohkan bangunan dan membunuh semua makhluk hidup di sana.
Tahapan dan waktu terjadinya letusan dapat ditelusuri dari lapisan material yang tertinggal. Ada dua fase utama letusan Vesuvius, yaitu Vesuvian dan Pelean. Yang pertama mengeluarkan batu apung, gas panas, dan abu, dan batu apung mencapai lantai pertama di Pompeii. Fase Pelean terdiri dari aliran piroklastik, abu yang memadatkan semua yang tersisa di Pompeii.
Karena fase terakhir tersebut, dan kondisi cuaca yang tepat pada hari itu, Pompeii tetap terpelihara selama berabad-abad. Dan kejadian tragis inilah yang menjadikan kota ini begitu istimewa dan penting bagi penggemar sejarah dan arkeolog.
Bagaimana penggalian awal di Pompeii mengubah sejarah dunia?
Ketika penggalian sistematis pertama dimulai pada tahun 1700-an, hal itu mirip dengan perburuan harta karun. Ekskavator, yang bekerja atas nama Raja Charles III dari Napoli, berburu perak dan emas, serta patung marmer. Semua harta itu dijual dan menghiasi istana.
Selain itu, penggalian tersebut akan meningkatkan reputasi internasional Charles. Juga memperkuat posisinya sebagai kepala dinasti penguasa baru di Napoli.
Pada saat itu juga, Eropa sedang memasuki masa kebangkitan klasik dalam hal arsitektur dan seni. Maka harta karun yang ditemukan di reruntuhan Pompeii pun menjadi barang incaran untuk rumah-rumah elite Eropa.
Grand Tour, perjalanan mengelilingi Eropa, dilakukan oleh bangsawan, penulis, penyair, dan seniman. Pompeii menjadi tempat yang 'wajib dilihat' dalam rencana perjalanan Grand Tour.
Para pengunjung mendokumentasikan perjalanan itu dalam kata-kata dan gambar. Banyak di antaranya kini menjadi sumber bagus bagi sejarawan yang ingin merekonstruksi penggalian awal situs tersebut.
Pada saat ada pejabat penting yang berkunjung, 'penemuan' mendadak akan terjadi di parit. Pengunjung yang beruntung sering kali membawa pulang kenang-kenangan atas penemuan itu.
Pengaruh Pompeii terhadap seni, sastra, puisi, dan musik sangat besar pada masa ini. Daya tarik ini pun terus berkembang selama bertahun-tahun seiring dengan berlanjutnya penggalian.
Pada abad ke-19, perburuan harta karun Bourbon dihentikan demi ketertiban dan pencatatan di bawah manajemen direktur baru, Giuseppe Fiorelli. Fiorelli-lah yang mengubah pandangan Pompeii sebagai tempat harta karun menjadi tempat penuh cerita dan sejarah. Meskipun Fiorelli tidak sempurna, para arkeolog dan sejarawan saat ini tetap berutang budi pada catatan sistematisnya selama penggalian.
Peninggalan Amadeo Maiuri
Sebagai profesor di Universitas Naples, Amadeo Maiuri meninggalkan warisan di Pompeii yang tidak dapat diabaikan. Ia juga merupakan seorang arkeolog dari salah satu situs bersejarah paling penting di dunia.
Pada 1924, setelah mengerjakan berbagai situs arkeologi di Eropa, Maiuri dilantik sebagai Direktur Museum Arkeologi Nasional di Naples. Ia juga ditunjuk menjadi kepala penggalian di Pompeii dan Herculaneum, dan pengawas barang antik untuk wilayah Campania.
Maiuri dan timnya mengungkap banyak area baru di kota tersebut. Ia bahkan mengusulkan kronologi sejarah kota tersebut yang masih dibahas dalam perdebatan ilmiah penting hingga saat ini.
Pada tahun 1770, Rumah Ahli Bedah (dinamakan demikian karena peralatan bedah yang ditemukan di sini) ditemukan. Penggalian rumah itu dimulai kembali pada tahun 1926 oleh tim Maiuri. Selama perang, Maiuri berbuat banyak untuk melindungi artefak agar tidak jatuh ke tangan Nazi.
Banyak hasil yang positif dari Pompeii. Selama Perang Dunia II, Maiuri tunduk pada pemerintahan fasis di negara asalnya, Italia. Karyanya berkembang pesat di bawah naungan skema tersebut. Salah satu aspek kunci dari rezim fasis Italia adalah propaganda yang meniru tema klasik romanita, yang diterjemahkan sebagai “cara atau perilaku Romawi”.
Maiuri pada akhirnya bertanggung jawab untuk mengabadikan citra Pompeii sebagai “yang membeku dalam waktu”. Namun hal ini pada akhirnya dikomunikasikan untuk mendukung citra kemajuan teknologi, kemauan keras, dan kerja keras dalam ‘Italia Baru’ yang diciptakan oleh Mussolini.
Sekali lagi, Pompeii merupakan faktor penting dalam mengubah sejarah di dunia modern.
Pentingnya penemuan berkelanjutan di Pompeii
Maiuri memulai kembali penggalian setelah penundaan akibat Perang Dunia II. Sejak tahun 1951, ia menemukan sebagian besar wilayah kota di sebelah selatan Via dell’Abbondanza, jalan utama kota, di Wilayah I dan II.
Semua puing-puing yang tertinggal di luar kota hingga saat ini juga telah dihilangkan. Pembersihan puing memperlihatkan Gerbang Nuceria dan permakaman di luar tembok. Pada tahun 1990-an, sekitar dua pertiga kota telah terungkap.
Saat ini, dua amfiteater, ratusan rumah dan toko, bengkel, losmen, istal, rumah bordil, kuil, taman, kebun anggur, dan pemandian ditemukan. Di masing-masing kota, lukisan dinding dan banyak artefak membuka jendela ke masa lalu.
Untuk pertama kalinya, para arkeolog dan sejarawan memiliki bukti nyata dalam skala besar tentang cara hidup masyarakat di masa lalu. Dan semua itu telah mereka baca dalam teks-teks kuno selama berabad-abad.
Di banyak bangunan ditemukan sisa-sisa korban Vesuvius yang membusuk di dalam abu. Saat para korban ditarik oleh ekskavator, wujud manusia yang hidup 2.000 tahun lalu terungkap ke mata modern.
Pakaian dan sepatu pun masih menempel utuh. Tulang-tulang mereka mengungkap rahasia tentang nutrisi kuno, penyakit, dan kesehatan.
Belakangan, teknik ini diterapkan pada tanaman, sehingga memberi tahu kita banyak hal tentang pola makan dan pekerjaan penduduk setempat. Karena penggalian jangka panjang di situs tersebut, hampir semua kemajuan teknologi baru telah diuji di Pompeii.
Hal ini menunjukkan bahwa Pompeii tetap menjadi yang terdepan dalam penemuan arkeologi. Dan kemajuan ini tidak menunjukkan tanda-tanda akan selesai dalam waktu dekat.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR