Nationalgeographic.co.id—Ketika kita lahir, kepala kita sudah ditumbuhi rambut. Seiring bertambahnya usia, rambut kepala kita semakin tebal. Sementara janggut dan kumis, umumnya pada pria, baru tumbuh setelah melalui masa pubertas saat remaja.
Rambut mengalami kerontokan pada pria seiring tumbuh dewasa. Kerontokan rambut paling para biasanya di atas 40 tahun, yang menyebabkan kebotakan permanen. Sebaliknya, ketika rambut semakin rontok, janggut justru semakin tebal dan lebat. Mengapa demikian?
Dari Janin hingga Dewasa, Jenis Rambut Kita Berganti
Sejak di dalam kandungan hingga dewasa, manusia memiliki tiga jenis rambut berbeda dan saling menggantikan satu sama lain seiring waktu. Ada tiga jenis rambut yang tumbu di dalam tubuh manusia, yakni lanugo, vellus, dan terminal.
Jenis rambut lanugo adalah lapisan rambut yang muncul secara normal pada janin. Ciri-ciri rambut jenis ini halus, lembut, dan tidak berpigmen seperti uban. Umumnya, rambut ini akan luruh ketika bayi lahir, dan bisa muncul pada kondisi penyakit tertentu.
Setelah tumbuh dan memasuki masa kanak-kanak, jenis rambut vellus tumbuh. Jenis ini rumbuh di seluruh tubuh anak-anak, kecuali bagian tertentu seperti telapak kaki dan tangan, sekitar alat kelamin, dan jaringan kulit bekas luka.
Rambut vellus cenderung pendek, halus, dan berwarna terang, dan tumbuh dari folikel (pori-pori atau tabung yang menyelimuti akar dan helai rambut), namun tidak terhubung dengan kelenjar minyak.
Menginjak usia dewasa, manusia mengalami fase pubertas dengan perkembangan hormon. Pubertas meningkatkan kadar hormon androgenik yang memicu rambut vellus tergantikan dengan rambut terminal.
Rambut terminal cenderung lebih tebal dan panjang, serta tumbuh di anggota badan tertentu. Terminal juga tumbuh di dada, tungkai, kaki, punggung, wajah, dan sekitar kemaluan yang sebelumnya tidak ditumbuhi vellus.
Hormon testosteron yang umumnya banyak dimiliki pria mendorong pertumbuhan androgenik ini. Semakin banyak testosteron yang terkandung, semakin banyak pula rambut wajah yang akan tumbuh.
Rambut Kita Punya Fase Pertumbuhan
Baca Juga: Sejarah Dunia: Bagaimana Orang Kuno Mencuci Rambut Sebelum Sampo
Rambut kita berganti karena setiap jenis rambut memiliki tiga fase, yakni anagen, katagen, dan telogen. Fase anagen adalah ketika rambut kita tumbuh akibat perkembangan sel atau perkembangan hormon. Ketika semakin matang, rambut memasuki fase katagen yang merupakan transisi menuju telogen. Telogen inilah fase terakhir di mana rambut mulai rontok.
Hanya saja, setiap anggota tubuh punya waktu siklus yang berbeda. Kulit kepala kita mengalami fase siklus ini bertahun-tahun. Lain halnya dengan rambut di kulit wajah, yang bisa berlangsung dalam hitungan bulan. Perbedaan laju siklus inilah yang menyebabkan mengapa jenggot lebih cepat tumbuh ketimbang rambut di kepala.
Selain itu, ketika rambut di kepala mengalami kerontokan dalam fase telogen, periode pertumbuhannya semakin pendek. Periode kerontokannya pun semakin panjang.
Testosteron: Menumbuhkan dan Merontokkan Rambut
Testosteron memang bertanggung jawab dalam pertumbuhan rambut. Namun, hormon ini juga yang menyebabkan kerontokan rambut. Hal ini disebabkan dihidrotestosteron (DHT) yang dibuat oleh testosteron.
DHT adalah salah satu hormon androgen yang lebih banyak dijumpai pada tubuh pria. DHT lebih sering menganggu pertumbuhan rambut di kulit kepala dibandingkan anggota tubuh lainnya yang memiliki rambut.
Sekitar 10 persen testosteron pria dewasa bisa menjadi DHT berkat enzim yang disebut 5-aplha reductase (5-AR). DHT kemudian terhubung pada reseptor yang ada pada folikel rambut di kulit kepala. Dampaknya, folikel pada rambut terganggu untuk menjaga kesehatan rambut.
Siklus folikel rambut kepala kita lebih mudah terganggu dibandignkan rambut di wajah. Ini pula yang menyebabkan jenis penyakit tertentu mendorong rambut kepala mengalami kerontokan, sementara janggut tetap tumbuh lebat.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR