Meskipun gejalanya sangat bervariasi, masalah suara yang paling umum pada orang lanjut usia adalah berkurangnya kenyaringan suara. Juga kualitas vokal yang serak dan kelelahan vokal.
Masalah persepsi
Perubahan ini biasanya terjadi secara perlahan, dengan presbifonia atau “suara yang menua”, yang menyerang seseorang pada usia 50-an. Tidak semua orang mengalami perubahan suara seiring bertambahnya usia.
Namun, bagi yang mengalaminya, pasti akan menyadari perubahan tersebut. Begitu pula teman, anak, dan kenalan mereka.
Penelitian menunjukkan bahwa orang mengidentifikasi suara orang tua dengan kebijaksanaan dan keterampilan bercerita yang baik. Tapi peserta penelitian secara konsisten memberikan konotasi negatif pada suara orang yang lebih tua.
Beberapa orang memandang suara orang lanjut usia sebagai bukti bahwa seseorang kurang fleksibel atau meyakinkan. Sehingga mempermainkan stereotip yang tentang kemampuan dan harga diri orang lanjut usia.
Jenis kelamin dan suara penuaan
Perempuan sangat rentan terhadap stereotip semacam itu. Para ahli suara telah lama menghubungkan perubahan vokal pada wanita dengan fluktuasi hormonal dalam siklus reproduksi wanita.
Pada abad ke-19, bintang opera wanita secara teratur diistirahatkan vokalnya selama menstruasi. Dan penyanyi opera masih mengeluhkan perubahan vokal pramenstruasi. Di Ukraina, beberapa grup opera bahkan menawarkan cuti berbayar kepada penyanyi wanita mereka saat menstruasi.
Jadi, tidak mengherankan jika menopause juga dianggap sebagai penyebab beberapa perubahan vokal. Terutama perbedaan nada dan kekuatan vokal. Selaput lendir yang lebih kering karena penurunan estrogen bisa menjadi penyebabnya.
Begitu pula peningkatan androgen, hormon yang sama yang memperdalam suara pria. Akibatnya, beberapa pasien menggunakan terapi penggantian hormon untuk menunda atau mencegah perubahan suara saat menopause.
Baca Juga: Bikin Suara Bising Knalpot Modifikasi Bisa Jadi Tanda Kepribadian Psikopat dan Sadisme
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR