Kondisi tersebut, menurut data yang didapatkan Ade, bisa lebih buruk hingga mencapai lima kali lipat pada tahun-tahun mendatang.
Untuk itulah, Ade mengajak generasi muda untuk sama-sama bergerak melakukan perubahan-perubahan, yang bisa jadi sangat kecil, demi lingkungan.
Hal senada disampaikan oleh Sahara Putri Ayu Kenanga Gunawan, pegiat lingkungan sekaligus Vice President Bali Youth Parliament for Water.
Sahara mengajak generasi muda untuk melakukan upaya menyelamatkan lingkungan baik melalui turun langsung ke lapangan, melalui advokasi, melalui karya-karya ilmiah, maupun melalui seni.
Banyaknya pilihan ini, menurut Sahara, adalah salah satu solusi untuk mengatasi tantangan di generasi muda yang, menurutnya, saat ini tidak semua peduli terhadap lingkungan.
Apalagi, dalam pandangan Sahara, generasi muda juga banyak yang terhambat dari sisi akses pendidikan, informasi, dan bahkan keterampilan terkait dengan lingkungan.
Jadi, bagi Sahara, yang terpenting adalah komitmen serta kolaborasi untuk bisa menyatukan ide yang memberikan dampak besar bagi masyarakat.
"Era saat ini bukannya era siapa yang menang, tapi harus sama-sama berkolaborasi," ucap lulusan Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana tersebut.
Dalam edisi ke-13, Toyota Eco Youth (TEY) mengangkat tema "EcoActivism, Saatnya Beraksi Jaga Bumi." Kompetisi ini ditujukan untuk pelajar SMA dan sederajat di seluruh Indonesia.
Hingga 30 Juni, sebanyak 713 proposal inovasi eco project dari para pelajar SMA atau sederajat dari seluruh Indonesia telah diterima oleh panitia TEY) ke-13.
Untuk menjaring lebih banyak inovasi demi lingkungan yang lebih baik dan bumi tetap lestari, tim TEY ke-13 membuka pendaftaran gelombang kedua. Tim TEY membuka kembali kesempatan pendaftaran ini hingga 31 Juli 2024.
Informasi lebih lanjut tentang proyek ini dapat ditemukan di situs web ToyotaEcoYouth.com atau melalui nomor WhatsApp 0811252413. Semangat berpartisipasi!
KOMENTAR