Meskipun zodiak Barat dikenal secara luas, praktik budaya lain juga telah membentuk astrologi di seluruh dunia. Di India, astrologi Weda menggabungkan kepercayaan dan praktik Hindu kuno, menawarkan perspektif unik tentang pengaruh langit. Astrologi Tiongkok, yang berakar pada filsafat Tao, menetapkan tanda-tanda hewan berdasarkan tahun lahir, memengaruhi praktik budaya dan kepercayaan masyarakat.
Penyebaran praktik astrologi
Selama Abad Pertengahan, astrologi tersebar luas dan secara signifikan memengaruhi keputusan sehari-hari. Hal ini dipraktekkan tidak hanya oleh dokter, astronom, dan profesional ilmiah lainnya, namun juga memainkan peran penting dalam pengembangan alkimia.
Di Eropa pada abad ke-14, astrolog umumnya ditemukan di istana kerajaan, tempat mereka secara teratur memberikan horoskop pribadi kepada para raja. Praktik ini begitu lazim sehingga Charles V dari Prancis bahkan menugaskan penerjemahan teks-teks astrologi.
Namun, reputasi astrologi bergeser selama pengadilan penyihir pada abad ke-15 di Inggris. Saat itu astrologi dikaitkan dengan ilmu sihir dan paganisme. Akibatnya, beberapa raja mulai menjauhkan diri dari horoskop individu.
Renaisans menandai kebangkitan minat umum terhadap astrologi pada tingkat pribadi dan filosofis. Di tengah mempertimbangkan kepercayaan Kristen dan ilmu pengetahuan alam, praktik astrologi pribadi berkembang pesat. Hal ini menyebabkan terciptanya bagan dan kalender astrologi. Bagan dan kalender itu menghilangkan hambatan bahasa terhadap astrologi dan interpretasi horoskop.
Salah satu ahli astrologi Eropa terkemuka, Leonhard Thurneisser, yang dipekerjakan oleh seorang pangeran Jerman, menerbitkan buku Astrolabium pada 1575. Buku tersebut dapat digunakan untuk membuat horoskop individu dengan bantuan grafik roda pemintal.
Kebangkitan horoskop modern
Namun, prevalensi astrologi dan horoskop memudar seiring dimulainya Revolusi Ilmiah dan Zaman Pencerahan. Pada akhir abad ke-17, astrologi jarang dipraktikkan. Horoskop pribadi tidak muncul kembali dalam sejarah modern hingga awal abad ke-20 dengan munculnya kolom surat kabar horoskop.
Pada tahun 1930, Sunday Express menerbitkan horoskop ulang tahun Putri Margaret, yang ditulis oleh astrolog terkenal Inggris R.H. Naylor. Seperti banyak astrolog saat ini, Naylor menggunakan bagan bintang kelahiran untuk memprediksi horoskop Putri Margaret 3 hari setelah kelahirannya.
Secara umum, bagan bintang kelahiran menggunakan tanggal, waktu, dan lokasi lahir untuk membuat potret langit sejak Anda dilahirkan. Analisis bagan memberikan wawasan tentang sifat, kepribadian, dan jalan hidup seseorang.
Analisis Naylor terhadap bagan bintang sang Putri meramalkan bahwa ia akan memiliki kehidupan yang “penuh peristiwa”. Dan “peristiwa yang sangat penting bagi Keluarga Kerajaan dan bangsa” akan terjadi sekitar ulang tahunnya yang ke-7. Hal ini menarik banyak perhatian publik, mendorong surat kabar tersebut untuk memesan lebih banyak artikel dari Naylor.
Tak lama kemudian, ia mulai menulis kolom mingguan berjudul “What the Stars Foretell”. Tulisannya memberikan nasihat tentang horoskop berdasarkan hari ulang tahun yang jatuh pada minggu tertentu.
Surat kabar di Amerika Serikat, seperti Boston Globe, juga mulai memuat kolom horoskop pada saat ini. Pada tahun 1980-an, banyak surat kabar memasang saluran telepon astrologi premium yang memungkinkan pembaca menelepon dan menerima pembacaan horoskop yang dipersonalisasi.
Saat ini, horoskop lebih populer dari sebelumnya, terutama di kalangan Gen Z dan Milenial. Di luar asal-usul astronominya, astrologi, menurut para ahli, dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dan membawa kohesi sosial. Carl Jung berpendapat bahwa astrologi menyediakan bahasa untuk memahami pola universal pengalaman manusia.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR