Marie Antoinette jadi subjek pornografi
Sebelum Louis XVI, baik ratu maupun gundik raja menjadi sasaran para kritikus. Para ahli telah mencatat bahwa karena Louis XVI tidak memiliki wanita simpanan. Karena itu, Marie Antoinette menjadi sasaran penghinaan yang lebih besar.
“Marie Antoinette benar-benar menanggung beban kemarahan publik. Ditambah dengan misogini yang biasanya disalurkan kepada para simpanan ini,” kata Weber.
Sebelum menjadi ratu, pamflet dan buku pornografi bertema politik yang beredar di seluruh Prancis. Semua itu menampilkan gundik raja yang dianggap melakukan hubungan seks bebas karena meniduri pria beristri.
Namun, karena tidak ada wanita simpanan yang bisa diejek, para pembuat pornografi politik menargetkan sang ratu.
Pornografi ini menyindir bahwa Marie Antoinette tidur dengan banyak pria dan wanita di istana. Padahal kenyataannya, hanya ada bukti yang menunjukkan bahwa dia punya satu teman dekat (dan hubungan itu mungkin murni platonik).
Menggambarkannya sebagai wanita tidak bermoral yang tidur dengan iparnya adalah cara kaum revolusioner untuk berargumentasi bahwa monarki itu korup.
Marie Antoinette bukan pemburu sepatu
Versailles, dengan segala kemerosotannya, adalah tempat yang sangat kotor, penuh dengan hewan dan kotoran. Alih-alih membersihkan sepatu mereka, para bangsawan dan bangsawan malah membuangnya setiap beberapa hari.
Budaya pemborosan dan kelebihan ini adalah sesuatu yang dilakukan Marie Antoinette ketika dia tiba di Prancis. Jadi, bukan dia yang menciptakan kebiasaan itu. Marie Antoinette juga tidak melakukannya secara ekstrem seperti yang dilakukan orang lain.
Setidaknya empat anggota keluarga kerajaan menghabiskan lebih banyak uang untuk membeli pakaian dibandingkan dirinya. Termasuk saudara laki-laki Louis XVI, comte d'Artois, yang memesan 365 pasang sepatu per tahun.
DIa pastinya memakai lebih banyak sepatu dibandingkan rata-rata orang Prancis. Namun Marie Antoinette tidak dikenal sebagai penggila sepatu di Versailles.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR