Seorang wanita bangsawan, dengan gaun berwarna-warni yang berkibar tertiup angin, memimpin empat kuda dengan gagah. Di sisinya, seorang pria berjanggut memegang cambuk, menandakan peran mereka dalam hierarki sosial yang kompleks.
Di kejauhan, gunung-gunung menjulang tinggi dan unta-unta melintasi lanskap, melengkapi gambaran kehidupan yang kaya dan beragam pada masa Dinasti Tang.
Lukisan-lukisan di sekitar peti mati kemungkinan besar menceritakan kisah pemilik makam Tionghoa itu sendiri, mengabadikan berbagai tahap kehidupan mereka dan mengantarkan mereka ke alam baka.
Gaya tradisional
Mural-mural pada makam Dinasti Tang yang baru digali ini telah berhasil melewati ujian waktu, dengan warna-warnanya yang masih hidup dan detailnya yang tajam.
Lukisan-lukisan ini, menurut para ahli, merupakan contoh indah dari tradisi "sosok manusia di bawah pohon", yang populer sejak Dinasti Han (206 SM - 220 M) dan telah ditemukan di berbagai wilayah China.
Salah satu sosok yang menarik perhatian adalah seorang pria pirang berjanggut yang memimpin unta. Pakaiannya yang khas dan fitur wajahnya menunjukkan bahwa dia kemungkinan besar adalah orang Sogdiana dari Asia Tengah, ungkap Victor Xiong, seorang profesor sejarah di Western Michigan University.
Orang Sogdiana dikenal sebagai pedagang ulung di sepanjang Jalur Sutra, rute perdagangan yang menghubungkan Asia dan Eropa pada masa itu.
"Mural-mural lain di makam ini memberikan gambaran yang belum pernah dilihat sebelumnya tentang kehidupan sehari-hari rakyat biasa Dinasti Tang," tutup Metcalfe.
KOMENTAR