Penemuan ini mengonfirmasi catatan Pliny yang berusia 2.000 tahun. Selain itu, hal ini juga menulis ulang kisah mengapa begitu banyak orang tewas di Pompeii.
Fase-Fase Kehancuran di Pompeii
Catatan arkeologi konvensional mengenai letusan Vesuvius yang mematikan adalah bahwa letusan tersebut terjadi dalam dua fase yang berbeda.
Sekitar jam 1 siang pada hari pertama, Vesuvius meletus dengan ledakan dahsyat. Letusan melontarkan kolom material vulkanik hampir 32 km ke langit.
Jenis letusan khusus ini disebut letusan “Plinian”. Letusan itu dinamai berdasarkan penjelasan rinci Pliny the Younger tentang peristiwa vulkanik tersebut.
Selama fase pertama letusan, material yang menghujani Pompeii berupa batu apung lapili, batu kecil yang ringan. Batu itu terbentuk dari potongan lava yang dikeluarkan dengan cepat mendingin di udara.
“Pumice lapili tidak terlalu panas, tetapi hujan turun selama 18 jam berturut-turut dan terakumulasi hingga kedalaman tiga meter,” kata Domenico Sparice, ahli vulkanologi Italia dan salah satu penulis makalah Frontiers.
“Beratnya endapan batu apung lapili menyebabkan atap di Pompeii runtuh. Banyak orang meninggal sebagai akibatnya selama tahap pertama tersebut.”
Bagi yang selamat dari malam panjang tersebut, ada jeda sejenak sesaat sebelum fajar di hari kedua. Sekitar setengah jam, badai batu apung berhenti.
Beberapa orang yang selamat dari tahap pertama mungkin merangkak keluar dari jendela lantai dua. Mereka menuju jalan-jalan yang tertutup batu dan abu.
Para korban yang selamat berusaha melarikan diri dari kota. Yang lain berjongkok di rumah mereka menunggu untuk diselamatkan.
“Mereka mungkin berpikir bahwa kondisi terburuk sudah berakhir,” kata Sparice, “namun ternyata belum.”
Source | : | History |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR