Para penyelam di wilayah tersebut telah menemukan berbagai artefak yang bersembunyi di lumpur lepas pantai Mesir. Penemuan itu mengungkap seluruh peradaban yang hilang terkubur di bawah pasir waktu.
Beberapa artefak yang ditemukan antara lain pecahan tembikar, perhiasan, koin, lampu, dan reruntuhan candi.
Para ahli percaya bahwa Thonis (Thonis-Heracleion) didirikan sekitar 2.700 tahun yang lalu di Teluk Abu Qir modern. Berdasarkan artefak yang ditemukan di kawasan tersebut, diyakini merupakan pelabuhan perdagangan utama bagi wilayah sekitarnya. Wilayah ini akan mengendalikan sebagian besar lalu lintas maritim yang memasuki Mesir dari Eropa untuk berdagang.
Thonis diyakini akhirnya ditinggalkan. Dan kota-kota lain menjadi pusat perdagangan utama setelah sejumlah bencana alam melanda Thonis. Peristiwa tersebut antara lain tsunami, gempa bumi, naiknya permukaan air laut, dan banjir. Bangunan pada akhirnya akan runtuh ke dalam air karena kerusakan struktural yang signifikan.
Seiring berjalannya waktu, kota yang dulunya berdiri ini menjadi korban laut yang masih bertahan hingga saat ini.
Rapa Nui
Rapa Nui, yang lebih dikenal dengan nama alternatifnya Easter Island, pernah menjadi rumah bagi peradaban yang kini hilang. Peradaban yang hilang ini tidak terlalu besar populasinya.
Peradaban ini telah menciptakan moai, yaitu patung manusia monolitik yang diukir oleh masyarakat Rapa Nui antara tahun 1250 dan 1500 Masehi.
Beberapa saat setelah penciptaannya, seluruh peradaban runtuh dan lenyap. Bahkan para penjelajah Eropa beberapa ratus tahun kemudian menemukan bahwa pulau tersebut hanya memiliki sedikit komunitas yang tersisa. Hal ini tampaknya merupakan akibat dari pemanenan sumber daya alam seperti pohon palem yang berlebihan.
Dipercaya juga bahwa penyakit kemungkinan besar berkontribusi terhadap kematian mereka selama beberapa tahun.
Baca Juga: Bagaimana Peradaban Islam dalam Sejarah Dunia Memperlakukan Ganja?
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR