Olmec mungkin juga mengeksploitasi sumber daya alam mereka secara berlebihan. Hal itu mungkin berkontribusi terhadap hilangnya pangan yang mereka alami.
Yang lain mengatakan mungkin ada ketegangan antara Olmec dan komunitas lokal lainnya, yang bisa mengakibatkan pertumpahan darah.
Meskipun tidak jelas apa yang terjadi, yang tersisa hanyalah reruntuhan peradaban lain yang hilang.
Cahokia
Sekitar 1.200 tahun yang lalu, Cahokia didirikan sebagai komunitas lembah sungai dekat St. Louis, Missouri di Amerika Serikat. Meskipun tidak sebesar peradaban hilang lainnya, peradaban ini diperkirakan memiliki populasi sekitar 20.000 orang. Hal ini menjadikannya situs kuno terbesar yang diketahui di utara Meksiko.
Cahokia terkenal dengan bangunan, alun-alun, dan gundukan besar di seluruh wilayah. Ada sekitar 120 gundukan tanah di Cahokia. Salah satunya tingginya lebih dari 30 meter dan membutuhkan 14 juta keranjang tanah untuk membuatnya!
Lokasinya yang dekat dengan beberapa sungai, membuat Cahokia digunakan sebagai pusat perdagangan di Amerika Midwest. Menurut para ahli, populasinya tersapu oleh banjir besar sekitar tahun 1200 Masehi. Wilayah tersebut sudah benar-benar sepi selama berabad-abad sebelum Columbus tiba di wilayah tersebut.
Beberapa peneliti mempertanyakan apakah banjir adalah satu-satunya penyebab punahnya peradaban Cahokia. Ada yang berpendapat bahwa mereka mengeksploitasi sumber daya secara berlebihan. “Atau mungkin terkena penyakit mendadak,” ujar Leight.
Yang lain percaya bahwa Zaman Es Kecil memusnahkan mereka sepenuhnya beberapa saat setelah banjir memusnahkan populasinya.
Minoa
Peradaban Minoa didirikan hampir 5.000 tahun yang lalu di Kreta. Peradaban ini dikenal berpendidikan tinggi dan sukses. Mayoritas penduduknya terdiri dari seniman, pelaut, pedagang, dan pejuang.
Baca Juga: Dari Unta hingga Lebah, Bagaimana Hewan Terlibat dalam Konflik Manusia?
Secara khusus, para pelaut di Laut Mediterania sangat dihargai dan peristiwa maritim merupakan aspek penting dari budaya mereka.
Bangsa Minoa juga dikenal sebagai peradaban pertama di Eropa yang menggunakan bahasa tertulis yang disebut Linear A. Meski cerdas dan pekerja keras, mereka tetap tidak bisa menghindari akhir yang tragis.
Peradaban Minoa tidak hanya hilang melainkan hancur sekitar tahun 1500 SM. Awalnya akibat letusan Gunung Berapi Santorini di Thera. Wilayah yang tidak rusak akibat letusan pun menghadapi kehancuran akibat gelombang pasang. Gelombang pasang tersebut muncul dari letusan gunung berapi tersebut.
Gelombang pasang ini menghancurkan semua tanaman, kapal, bangunan, dan tanaman di sepanjang pantai. Tanpa makanan dan infrastruktur yang hancur, suku Minoa punah atau terpaksa pindah ke tempat lain.
Kekaisaran Khmer pernah menjadi rumah bagi kompleks kuil terbesar di dunia. Angkor, ibu kotanya, diperkirakan seluas 402 hektar dan terletak di tengah-tengah Kamboja modern.
Meskipun mengesankan, namun tiba-tiba mengalami penurunan sekitar tahun 1200 M. Ada banyak teori yang menyebabkan penurunan ini, seperti bencana lingkungan, penyakit, dan perang mendadak.
Para ahli tidak sepenuhnya yakin mengenai apa yang terjadi pada ibu kota yang sangat besar ini. Namun kini mungkin ibu kota tersebut merupakan peradaban paling terkenal yang hilang.
Pada puncaknya, Angkor diperkirakan pernah menjadi rumah bagi satu juta orang, meski penelitian masih terus dilakukan. Ada kemungkinan bahwa populasinya bahkan lebih besar dari ini, yang mengindikasikan peristiwa yang lebih dahsyat.
Saat ini, bagian Angkor yang disebut Angkor Wat adalah salah satu reruntuhan paling terkenal di dunia modern. Para arkeolog berharap dapat terus menemukan artefak dan bukti lain di reruntuhan ini. Penemuan-penemuan di masa depan diharapkan bisa memberikan gambaran lebih jelas tentang kehidupan pada masa puncak Khmer.
Meskipun peradaban yang hilang ini telah lenyap berabad-abad yang lalu, kita masih dapat mempelajarinya dari artefak yang mereka tinggalkan. Penemuan ini dapat membantu kita mengungkap dan menemukan kembali budaya dan komunitas yang pernah hilang.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR