Melihat ini sebagai kesempatan, Harald memutuskan untuk mengklaim tahta Inggris. Ia bersekutu dengan Tostig Godwinson, saudara dari Raja Harold Godwinson, dan memulai invasi ke Inggris.
Pertempuran Stamford Bridge pada tanggal 25 September 1066 menjadi puncak dari invasi ini. Meskipun awalnya berhasil mengejutkan pasukan Inggris, Harald akhirnya tewas dalam pertempuran tersebut.
"Pertempuran berlangsung sepanjang hari, tetapi tidak berhasil,” jelas Cale. "Raja Harald Sigurdsson terkena anak panah di tenggorokannya, dan itu adalah luka yang menyebabkan kematiannya."
Kekalahan ini mengakhiri ambisi Harald untuk menjadi Raja Inggris dan menandai akhir dari era Viking di Inggris.
Warisan Harald Hardrada
Kehidupan Harald Hardrada adalah kisah tentang ambisi, keberanian, dan ketangguhan. Dari seorang pengungsi politik hingga menjadi Raja Norwegia dan hampir menjadi Raja Inggris, perjalanan hidupnya penuh dengan peristiwa yang dramatis dan menentukan.
Seperti yang diungkapkan oleh Cale Gressman, “Kehidupan Harald sangat cocok untuk kisah-kisah saga, dan mungkin itulah sebabnya mereka menulis satu kisah untuknya.”
Harald tidak hanya dikenal karena keberaniannya di medan perang, tetapi juga karena kemampuannya dalam navigasi politik dan militernya.
Meskipun ambisinya untuk menguasai Inggris tidak tercapai, ia tetap dikenang sebagai salah satu tokoh besar dalam sejarah Viking dan sebagai "Viking Terakhir" yang mencoba menaklukkan Inggris.
Pengaruh dan Dampak
Harald Hardrada tidak hanya meninggalkan jejak dalam sejarah Norwegia, tetapi juga dalam sejarah Eropa secara keseluruhan.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Viking Berserker Konsumsi Zat Psikoaktif Sebelum Perang?
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR