Nationalgeographic.co.id–Dalam dunia yang penuh dengan intrik politik, peperangan, dan kisah cinta terlarang, "Vikings: Valhalla" berhasil menarik perhatian penonton dengan narasi yang dramatis.
Musim ketiga dari serial ini membawa kita ke Konstantinopel, di mana karakter utama, Harald, terlibat dalam kisah yang menggabungkan fakta sejarah dengan fiksi.
Namun, seberapa akuratkah representasi ini? Mari kita telusuri kisah sejati Garda Varangian dan perjalanan Harald di kota megah ini.
Awal Mula Garda Varangian
Di musim kedua, penonton diperkenalkan pada perjalanan Harald dan Leif dari Novgorod ke Konstantinopel. Di akhir musim, mereka disambut oleh Kaisar Romanos, yang memberikan Harald kesempatan untuk mendapatkan apa pun yang dia inginkan.
Dalam konteks sejarah, Garda Varangian adalah unit elit dalam angkatan bersenjata Bizantium yang berfungsi sebagai pengawal pribadi kaisar.
Seperti yang dijelaskan oleh, penulis Screen Rant, Adrienne Tyler, "Garda Varangian adalah unit elit dari angkatan bersenjata Bizantium antara abad ke-10 dan ke-14." Unit ini terdiri dari para pejuang yang sebagian besar berasal dari Eropa Utara, terutama Viking dan Anglo-Saxon.
Keputusan untuk merekrut tentara asing ini bukan tanpa alasan. Para pemimpin Bizantium menyadari bahwa mereka dapat mengandalkan Garda Varangian untuk menangani pemberontakan dari faksi-faksi lokal yang tidak loyal.
"Keberadaan Garda Varangian secara resmi dimulai di bawah Kaisar Basil II pada tahun 988," tulis Tyler, menyoroti pentingnya unit ini dalam sejarah Bizantium.
Dalam perjalanan mereka, Harald dan Leif tidak hanya mencari kekayaan, tetapi juga terlibat dalam konflik yang akan mengubah nasib mereka selamanya.
Secara dramatis, serial ini menggambarkan perjalanan Harald ke Konstantinopel bersama Leif Erikson. Namun, faktanya, tidak ada bukti bahwa mereka pernah bertemu atau berkolaborasi dalam konteks seperti yang ditampilkan dalam tayangan tersebut.
Intrik dan Pengkhianatan di Konstantinopel
Setelah tujuh tahun tinggal di Konstantinopel, Harald menjadi pemimpin Garda Varangian dan terlibat dalam banyak pertempuran. Namun, kisahnya tidak selalu berjalan mulus.
Dalam serial "Vikings: Valhalla," hubungan antara Harald dan Permaisuri Zoe menjadi pusat konflik. Meskipun ada spekulasi tentang hubungan ini, Tyler mencatat, "Mungkin ada atau tidak ada kebenaran tentang hubungan antara Harald dan Permaisuri Zoe, tetapi itu bukan alasan untuk penangkapannya."
Dalam kenyataannya, Harald mengalami masalah dengan salah satu kaisar, tetapi alasannya jauh lebih kompleks daripada yang digambarkan dalam serial.
Dalam narasi fiksi, Maniakes, seorang jenderal Bizantium, memfitnah Harald atas pembunuhan Kaisar Romanos.
Namun, dalam sejarah, tidak ada catatan yang menunjukkan bahwa Harald terlibat dalam pembunuhan kaisar. Sementara itu, memang dipenjara selama waktunya di Konstantinopel, tetapi tidak ada bukti bahwa dia terlibat dalam pembunuhan.
"Sumber-sumber yang berbeda menyebutkan alasan penangkapannya, mulai dari penipuan hingga tuduhan pembunuhan," ungkap Tyler.
Dalam konteks ini, kita melihat bagaimana sejarah sering kali dipenuhi dengan ketidakpastian dan interpretasi yang berbeda.
Pelarian dan Revolusi
Meskipun terjebak dalam intrik politik, Harald tidak menyerah. Dalam kisah "Vikings: Valhalla," dia berhasil melarikan diri dari penjara di tengah pemberontakan melawan Kaisar Michael V.
Pelarian ini menunjukkan betapa rumitnya situasi politik saat itu, di mana loyalitas dapat berubah dalam sekejap.
Setelah melarikan diri, beberapa anggota Garda Varangian memilih untuk mendukung Harald dalam pemberontakan, sementara yang lain tetap setia kepada kaisar.
"Beberapa Varangian menjaga kaisar, sementara yang lain berpihak pada Harald untuk mendukung pemberontakan," ungkap Tyler.
Dalam kekacauan ini, Michael V ditangkap dan dibutakan, dengan beberapa sumber menyebutkan bahwa Harald sendiri yang melakukan tindakan tersebut. Namun, seperti banyak aspek lain dalam sejarah, kebenaran di balik peristiwa ini tetap menjadi misteri.
Setelah pemberontakan, Zoe dan saudarinya, Theodora, dinyatakan sebagai penguasa, tetapi pemerintahan mereka tidak bertahan lama. Dalam waktu singkat, Zoe menikah dengan mantan kekasihnya yang kemudian menjadi Kaisar Konstantinus IX, menandai akhir dari era yang penuh intrik dan konflik.
Penutup: Menyusuri Jejak Sejarah
Kisah Garda Varangian dan Harald Hardrada adalah contoh bagaimana sejarah dapat diinterpretasikan dan diceritakan kembali.
Dalam 'Vikings: Valhalla', kita melihat bagaimana elemen-elemen dramatis dapat menarik perhatian penonton, tetapi kita juga diingatkan untuk tidak melupakan fakta-fakta yang mendasari cerita tersebut.
Sejarah adalah perjalanan yang penuh warna, dan setiap karakter, baik nyata maupun fiksi, memiliki perannya masing-masing dalam membentuk narasi yang lebih besar.
Dengan memahami latar belakang dan konteks sejarah, kita dapat memahami tidak hanya cerita yang diceritakan di layar, tetapi juga perjalanan yang telah dilalui oleh para pahlawan dan penjahat dalam sejarah.
Seperti yang diungkapkan oleh Tyler, “Harald Hardrada adalah sosok yang kompleks, dan kisahnya adalah pengingat bahwa sejarah sering kali lebih rumit daripada yang kita bayangkan.”
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR