Pengenalan sosok Pandora, dengan gucinya yang berisi kutukan dan sumber masalah, menegaskan juga betapa problematiknya peran perempuan dalam kehidupan manusia yang lebih luas.
Sebelum mengamati lebih dekat pada puisi Hesiod, kita perlu paham lebih jauh tentang karya-karya dan periode waktu di mana dia hidup.
Hesiod Semasa Hidup
Hesiod terkenal melalui puisi-puisinya dalam Works and Days, ayahnya berasal dari Kyme, sebuah kota di pantai Asia Kecil.
Hesiod keluar dari 'kemiskinan yang mengerikan' dan berlayar sebagai pedagang hingga berlabuh di Askra, sebuah desa di Boeotia barat.
Desa tersebut digambarkan oleh Hesiod sebagai tempat yang menyedihkan dengan musim panas menyengat dan musim dingin yang menggigit.
Hesiod mempersembahkan puisi tersebut untuk saudaranya, Perses, mendesaknya untuk berhenti bergaya hidup boros dan segera mencabut tuntutan hukum atas warisan ayah mereka serta memintanya untuk lebih baik menetap pada suatu pekerjaan yang menghasilkan.
Dalam Theogony, dia menggambarkan kesibukannya menggembala domba di Gunung Helikon.
Lantaran ‘otobiografi’ detail ini, Hesiod dan puisi-puisinya dianggap sebagai sesuatu yang sangat berbeda dari penyair anonim Homer. Hesiod menyuarakan aspirasi-aspirasi pribadinya, sehingga seolah-olah dia menyanyikan kehidupannya sendiri.
Meski begitu, teknik memunculkan ‘diri sendiri’ dalam puisi, sudah ada jauh sebelumnya.
Dalam setiap puisinya, Hesiod selalu menciptakan persona yang melintasi kesenjangan antara realitas sejarah dan fiksi puitis yang mampu membuat frustasi pembacanya, termasuk cendekiawan modern.
Baca Juga: Apa Arti Sebenarnya dari Burung Phoenix yang 'Kebal' akan Kematian?
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR