Sedangkan Works and Days, merupakan contoh ‘sastra hikmat,’ ditandai dengan adanya nasihat perihal perilaku umum yang dikombinasikan dengan kebenaran dan pengetahuan umum - semua diracik dalam cerita yang sebagian besarnya fiktif.
Dalam setiap konteks sastra yang sangat berbeda ini, Hesiod mengacu pada sosok Prometheus.
Meskipun aspek mitos yang disorot atau dipinggirkan berbeda dalam setiap puisi, garis besarnya sama.
Prometheus dalam Karya Hesiod
Dalam Theogony, Prometheus putra dari Iapetus sang Titan dengan Oceanid Klymene, mempunyai tiga saudara laki-laki.
Mereka yakni Menoitios, Atlas, dan Epimetheus, ketiganya dibuat menderita di tangan Zeus.
Hesiod memuliakan kebesaran Zeus dengan memperkenalkan Prometheus sebagai pribadi yang berani menandingi kecerdasan ilahiah Zeus, namun gagal.
Dia menceritakan, ketika para dewa dan manusia berkumpul di Mekone, Prometheus menyembelih seekor sapi besar dan membagi-bagikan dagingnya untuk para dewa dan manusia.
Dia menipu Zeus agar memilih tulang dan lemak, sehingga daging yang kaya gizi menjadi bagian yang dimakan oleh manusia.
Dan itulah mengapa, Hesiod menjelaskan, dalam suatu upacara pengorbanan, manusia mempersembahkan tulang dan lemak yang tidak bisa dimakan kepada para dewa dan menyimpan daging yang lezat untuk diri mereka sendiri.
Baca Juga: Selisik Anthesteria, Festival untuk Menghormati Dewa Dionisos
Zeus yang marah dengan tipu daya Prometheus, tak sudi memberi umat manusia "kekuatan api yang tidak pernah padam."
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR