Dalam Theogony, misalnya, Hesiod mengadopsi teknik penyair himne, sementara dalam Works and Days, dia menggabungkan suara otoritatif orang luar dengan peran tradisional umumnya untuk menyisipkan nasihat seperti dalam genre sastra hikmat.
Gregory Nagy bahkan mengungkap bahwa nama Hesiod merupakan etimologi yang artinya ‘dia yang bersuara’, yakni penyair bukan sebagai individu historis, melainkan sebagai sosok kolektif/umum yang mewujudkan kekuatan nyanyian Muses.
Dunia yang digambarkan Hesiod dalam Works and Days, dicirikan oleh raja-raja kuat yang 'melahap upeti' rakyat dan pertanian subsisten, sesuai dengan sedikit yang kita ketahui tentang dunia Yunani pada periode kuno, abad kedelapan hingga ketujuh SM.
Setelah periode Zaman Kegelapan, periode kuno ditandai dengan ramainya kontak antara kota-kota Yunani dan dunia Mediterania melalui perdagangan atau kolonialisasi.
Pergeseran orientasi dan skala ekonomi ini, membuat mereka yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin, hal yang terlihat dalam Works and Days karya Hesiod.
Baik Theogony dan Works and Days, secara keseluruhan membawa kita melihat keunikan Prometheus dari zaman kuno.
Kisah pencurian api keabadian lalu pemberian hukuman oleh Zeus, memainkan peran penting dalam kedua puisi tersebut.
Keduanya dikisahkan dengan sedikit berbeda sesuai dengan pengaruh genre sastra yang umum pada waktu itu dan konteks sosial serta sejarahnya.
Terlepas dari perbedaannya, kedua kisah itu saling melengkapi dan menghadirkan potret Prometheus yang koheren sebagai sosok penipu yang melambangkan perjuangan manusia menjadikan dunia tempat yang lebih baik untuk dihuni pada waktu itu.
Selain itu, mitos Prometheus juga mengomentari kondisi manusia pada awal Yunani kuno.
Baca Juga: Apa Arti Sebenarnya dari Burung Phoenix yang 'Kebal' akan Kematian?
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR