"Jika air sudah masuk ke dalam kapal, maka daya apung kapal akan berkurang dan kapal akan semakin sulit untuk tetap mengapung," tambah Sills. Kondisi ini disebut sebagai knockdown.
Selain itu, perubahan arah dan kecepatan angin yang tiba-tiba juga dapat membahayakan kapal. "Kapal bisa saja terombang-ambing dengan sangat keras akibat perubahan angin yang cepat," ungkap Inness.
Perubahan iklim dan ancaman meningkatnya waterspout
Sebuah studi terbaru menunjukkan adanya peningkatan frekuensi kemunculan waterspout di lepas pantai Kepulauan Balearic, Spanyol, ketika suhu permukaan laut mengalami kenaikan. Fenomena ini semakin menguatkan dugaan bahwa pemanasan global dapat memicu peningkatan kejadian waterspout di berbagai wilayah.
Tahun ini, suhu perairan Mediterania tercatat jauh di atas rata-rata, mencapai peningkatan lebih dari 5°F. Kondisi ini dianggap sebagai anomali yang sangat ekstrem dan sebagian besar disebabkan oleh perubahan iklim.
Banyak ahli khawatir bahwa pemanasan global tidak hanya meningkatkan frekuensi tornado di daratan, tetapi juga memicu peningkatan jumlah waterspout.
"Pemanasan global akan memperparah semua jenis cuaca ekstrem, karena hal ini menyuplai energi tambahan ke atmosfer," ujar Mercalli.
Namun, para ahli masih berhati-hati dalam menarik kesimpulan yang pasti. "Waterspout merupakan fenomena lokal dengan durasi yang sangat singkat, sehingga sulit untuk secara langsung mengaitkannya dengan dampak perubahan iklim," ungkap Biro Meteorologi Pemerintah Australia (BOM).
Faktor-Faktor yang memengaruhi pembentukan waterspout
Meskipun suhu laut yang hangat merupakan salah satu faktor penting, pembentukan waterspout juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain.
* Perbedaan suhu: Waterspout membutuhkan perbedaan suhu yang cukup signifikan antara udara dan air. Jika suhu udara dan air meningkat dengan kecepatan yang sama, maka pembentukan waterspout tidak akan terjadi.
* Tekanan udara: Adanya area tekanan rendah merupakan kondisi yang mendukung terbentuknya awan badai yang kemudian dapat memicu terjadinya waterspout.
* Arah angin: Arah angin juga memainkan peran penting. Angin lembab dari arah tertentu, misalnya, lebih berpotensi menyebabkan badai dibandingkan angin kering dari arah lain.
Kurangnya data historis yang akurat menjadi kendala dalam mengkonfirmasi peningkatan jumlah waterspout secara global. Namun, Mercalli menyatakan bahwa ada peningkatan yang jelas pada kejadian cuaca ekstrem seperti badai petir, angin kencang, dan hujan lebat di seluruh dunia, termasuk Italia.
Walaupun tantangan perubahan iklim semakin kompleks, kita tidak boleh putus asa. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena alam seperti waterspout dan upaya bersama dalam mengatasi perubahan iklim, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
KOMENTAR