Oleh Revalianti Azzahr dan Salman Muzhaffar Hanif.
Nationalgeographic.co.id—Program Universitas Indonesia Membangun Nusa (UIMN) 2024 sukses menyentuh Desa Labuan Aji, Pulau Moyo, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Inisiatif mandiri dari Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) ini berlangsung selama dua minggu penuh, mulai dari 5 hingga 18 Agustus 2024.
Dengan melibatkan masyarakat setempat secara aktif, UIMN 2024 berhasil mengimplementasikan tiga program utama yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Ketiga program tersebut yaitu diversifikasi wijen, pemilahan sampah, dan peningkatan literasi anak sekolah.
Diversifikasi wijen untuk meningkatkan pendapatan petani
Desa Labuan Aji, dengan mayoritas penduduknya yang bermata pencaharian sebagai petani, menyimpan potensi pertanian yang sangat besar. Salah satu komoditas unggulannya adalah wijen. Pulau Moyo terkenal dengan produksi wijen berkualitas tinggi yang mencapai ratusan ton setiap tahunnya.
Namun, potensi emas putih ini belum tergarap maksimal karena sebagian besar wijen hanya dijual dalam bentuk mentah, sehingga harganya pun cenderung rendah.
Melihat peluang yang besar ini, UIMN 2024 hadir dengan membawa program diversifikasi wijen. Selama dua minggu, tim UIMN gencar melakukan sosialisasi di tiga dusun utama, yaitu Brang Rea, Oi Ramu, dan Labuan Aji.
Materi sosialisasi meliputi manfaat mengolah wijen menjadi minyak, teknik pembuatan minyak wijen yang tepat, hingga strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan nilai jual produk.
Antusiasme masyarakat sangat tinggi menyambut program ini. Tak hanya mendapatkan ilmu baru, beberapa komunitas terpilih juga mendapat hadiah istimewa berupa mesin produksi minyak wijen.
Harapannya, dengan adanya mesin ini, masyarakat dapat memproduksi minyak wijen secara mandiri dan berkelanjutan, sehingga meningkatkan pendapatan para petani wijen di Desa Labuan Aji.
Baca Juga: Tuntaskan Tantangan Gowes 660 Km, Tim Mapala UI Kembali Ke Hangatnya 'Pelukan' Sobat Alam
“Diversifikasi ini adalah suatu hal baru yang belum pernah kita ketahui sebelumnya. Tentunya, jika program ini berjalan dengan baik, akan sangat membantu perekonomian para petani wijen,” ujar Harun, salah satu anggota komunitas penerima mesin produksi minyak wijen.
Langkah nyata pilah sampah sebagai bentuk kepedulian lingkungan
Selain sukses mengolah wijen menjadi ladang emas baru, UIMN 2024 juga serius dalam mengatasi masalah lingkungan yang dihadapi Desa Labuan Aji.
Salah satu masalah yang mencolok adalah kebiasaan membakar sampah sembarangan di pekarangan rumah, yang menyebabkan polusi udara dan merusak keindahan alam Pulau Moyo.
Untuk mengatasi masalah ini, UIMN 2024 meluncurkan Program Langkah Nyata Pilah Sampah. Program ini bertujuan untuk mengurangi emisi berbahaya akibat pembakaran sampah dengan mengajarkan masyarakat cara memilah sampah secara benar dan mengubah limbah organik menjadi pupuk organik yang bermanfaat.
Pelatihan pembuatan pupuk organik cair menjadi salah satu fokus utama program ini. Masyarakat diajarkan cara memanfaatkan berbagai limbah organik, termasuk limbah dari produksi minyak wijen, untuk menghasilkan pupuk berkualitas tinggi.
"Program ini sangat membantu para petani yang membutuhkan pupuk untuk ladang wijen mereka," ujar Rasyid, Kepala Dusun Brang Rea.
Dengan demikian, program ini tidak hanya mengurangi polusi, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi para petani. Selain itu, program ini juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengelola sampah dengan baik dan hidup secara berkelanjutan. Upaya ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Rumah Baca Nusantara: Upaya tingkatkan literasi anak sekolah
Selanjutnya UIMN 2024 juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Desa Labuan Aji. Melalui program Rumah Baca Nusantara, UIMN berupaya menumbuhkan minat baca dan literasi pada anak-anak sejak dini.
Perjalanan program Rumah Baca Nusantara di Pulau Moyo telah dimulai sejak dua tahun lalu dengan renovasi perpustakaan di SDN 02 Pulau Moyo dan SMPN 06 Satap Labuan Badas.
Tahun ini, UIMN melanjutkan misinya dengan memberikan sentuhan estetika pada perpustakaan. Dinding-dinding perpustakaan kini semakin berwarna dengan lukisan dan hiasan origami hasil karya siswa-siswi. Bahkan, siswa diajak untuk membuat cap tangan di dinding perpustakaan sebagai tanda partisipasi mereka.
Tidak hanya mempercantik perpustakaan, UIMN juga menggelar sosialisasi literasi yang seru dan interaktif. Melalui berbagai metode seperti menonton video, bermain tebak-kata, menyusun kalimat, dan membaca cerita pendek, siswa diajak untuk lebih mencintai buku dan belajar.
Kepala Sekolah SDN 02 Pulau Moyo dan SMPN 06 Satap Labuan Badas, Ruhani, sangat antusias dengan program ini. "Kami sangat berterima kasih atas kehadiran adik-adik mahasiswa dari Universitas Indonesia. Kehadiran mereka telah menginspirasi siswa-siswi kami," ujarnya.
Program literasi ini diharapkan dapat menjadi solusi atas rendahnya minat baca di Desa Labuan Aji. Hasilnya pun mulai terlihat, minat baca siswa semakin meningkat setelah mengikuti program ini.
Jejak positif Mapala UI
UIMN 2024, yang digagas oleh Mapala UI, telah berhasil meninggalkan jejak positif di Desa Labuan Aji, Pulau Moyo. Program-program yang dijalankan, mulai dari pengembangan ekonomi berbasis pertanian, pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, hingga peningkatan kualitas pendidikan, telah menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Melalui program-program ini, Mapala UI berharap dapat memberikan dampak yang signifikan dan berkelanjutan bagi masyarakat Desa Labuan Aji. Tidak hanya itu, UIMN juga ingin menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia, bahwa perubahan positif dapat dimulai dari langkah kecil yang konsisten.
“Semoga apa yang kami mulai ini akan bertumbuh dan berkembang, seperti benih yang mencari cahaya. Kami harap, kegiatan ini menjadi nyala yang tak padam, menginspirasi jiwa-jiwa muda lainnya untuk turut menumbuhkan asa dan membangun kehangatan,” ujar Almira Kaffilardi, Ketua Pelaksana UIMN 2024.
Baca Juga: Dari Kampus Biru ke Kampus Kuning, Mapala UI Rayakan Perjalanan 60 Tahun dengan Gowes Sejauh 660 Km
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR