Meskipun Siren dalam mitologi Yunani tidak benar-benar menyerupai putri duyung, karena mereka setengah burung, bukan setengah ikan, makhluk-makhluk itu mulai berubah bentuk di zaman kuno.
Pada periode Helenistik, penggambaran Siren dalam mitologi Yunani lebih jelas menyerupai gambaran putri duyung saat ini.
Siren digambarkan sebagai wanita cantik berekor ikan. Namun, wanita seperti burung itu masih ditemukan dalam seni Yunani kuno hingga periode Bizantium.
Dalam teks Yunani era Bizantium abad kesembilan, Siren digambarkan sebagai makhluk air sementara dalam Suda abad kesepuluh, mereka digambarkan sebagai makhluk burung.
Suda adalah sebuah ensiklopedia besar dalam bahasa Yunani yang disusun pada abad ke-10 di Kekaisaran Bizantium.
Dalam bestiari Kristen abad pertengahan, Siren dari mitologi Yunani juga digambarkan dengan ekor ikan dan bukan kaki burung.
Banyak sifat Siren Yunani kuno, seperti sifat mereka yang menggoda dan berbahaya, dipindahkan ke dalam kepercayaan tentang putri duyung di seluruh Eropa.
Dalam cerita rakyat di Eropa, dikatakan bahwa putri duyung memiliki nyanyian yang indah yang dapat menuntun para pelaut menuju kematian mereka.
Legenda yang menampilkan putri duyung
Meskipun Siren dalam mitologi Yunani mungkin memiliki pengaruh paling besar pada konsepsi putri duyung modern, itu bukanlah deskripsi tertua dari makhluk itu.
Cerita pertama yang diketahui yang menampilkan putri duyung berasal dari Asyur dan berasal dari tahun 1000 SM. Mereka menceritakan kisah dewi Atargatis yang mencintai seorang manusia fana.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR