Tragisnya, dia secara tidak sengaja membunuh kekasihnya dan melompat ke danau, berubah menjadi ikan karena malu atas tindakannya.
Meskipun ia berusaha berubah seutuhnya, laut tidak dapat menyembunyikan kecantikannya yang luar biasa.
Ia tetap mempertahankan bentuk manusianya dari pinggang ke atas sambil tetap mempertahankan ekor ikannya.
Menurut penulis Suriah yang terhelenisasi, Lucian dari Samosata, kisah ini menyebabkan munculnya stigma terhadap orang yang memakan ikan di wilayah tersebut.
Karena banyak yang percaya bahwa sang dewi bisa berubah menjadi bentuk seekor ikan.
Dewi putri duyung Atargatis kemudian juga dikenal oleh orang-orang Yunani dan namanya berubah menjadi Derketo.
Transformasi dan kisahnya mungkin telah memengaruhi penggambaran Yunani selanjutnya tentang Siren sebagai makhluk berekor ikan.
Sejarawan Romawi Pliny the Elder, yang menulis pada abad pertama Masehi, menyatakan bahwa telah terjadi banyak penampakan putri duyung di sepanjang pantai Galia.
Menurut penulis kuno tersebut, gubernur Galia bahkan menulis kepada Kaisar Augustus untuk memberitahunya tentang masalah tersebut, karena banyak mayat putri duyung yang seluruhnya tertutup sisik telah terdampar di sepanjang pantai.
Pada era Kekaisaran Ottoman, muncul sebuah legenda atau cerita yang berkaitan dengan Thessaloniki, yang merupakan saudara perempuan dari Aleksander Agung.
Menurut cerita, Thessaloniki tidak mati, tetapi berubah menjadi putri duyung pada saat kematiannya dan tinggal di Laut Aegea.
Legenda mengatakan bahwa putri duyung akan bertanya kepada setiap kapal yang ditemuinya: "Apakah Raja Alexander masih hidup?"
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR