Nationalgeographic.co.id—Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang melakukan riset bioprospeksi lendir keong darat yang hidup di Indonesia. Lendir keong darat di Indonesia memiliki potensi besar sebagai sumber daya untuk pembuatan produk kosmetik.
Peneliti Pusat Riset Zoologi Terapan BRIN, Pamungkas Rizki Ferdian, menjelaskan bahwa bioprospeksi adalah kegiatan pencarian sumber daya hayati, baik hewan, tumbuhan, maupun mikroorganisme, untuk tujuan komersial.
Kegiatan ini sangat penting untuk mendukung perekonomian masyarakat, terutama di sektor kosmetika, yang saat ini mengalami peningkatan permintaan global, terhadap unutk produk komestik berbasis bahan alami.
“Riset berkelanjutan penting untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya hayati Indonesia," kata Pamungkas, pada Webinar Applied Zoology Summer School #8, awal Oktober ini, seperti diberitakan laman BRIN.
Lendir keong darat yang sudah dikomersialisasikan diklaim mengandung berbagai senyawa aktif, seperti allantoin, asam glikolat, dan antibakteri alami, yang dapat memberikan manfaat signifikan bagi kecantikan dan kesehatan kulit.
Produk-produk kosmetik berbahan dasar lendir keong darat, seperti masker wajah, serum, dan pelembab, sudah diproduksi di beberapa negara. Salah satunya adalah di Korea Selatan, dan produk mereka mendapatkan respon pasar yang baik.
Menurut Pamungkas, penelitian terkait keong darat di Indonesia masih terbatas. Padahal, negara ini memiliki kekayaan biodiversitas luar biasa, termasuk keong darat yang berpotensi menjadi komoditas bernilai tinggi.
Beberapa jenis keong darat di Indonesia, seperti yang ditemukan di pegunungan Menoreh, Yogyakarta, menunjukkan potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Di antaranya spesies Hemiplecta humphreysiana dan Amphydromus palaceus.
Pamungkan menjelaskan proses bioprospeksi terdiri atas beberapa fase penting, antara lain pengumpulan sampel di lokasi, perbanyakan organisme serta isolasi dan karakterisasi senyawa spesifik, skrining untuk tujuan khusus, dan pengembangan produk dan komersialisasi.
“Sasaran bioprospkesi sendiri terdiri atas sumber daya genetik, senyawa bahan alam, serta struktur dan desain dari alam,” papar Pamungkas.
“Lendir H. humphreysiana teridentifikasi mengandung 32 senyawa dari dua jenis pelarut (methanol dan dichloromethane), 19 senyawa terduga, dan 13 senyawa terkonfirmasi,” jelasnya.
Baca Juga: Lima Jenis Keong Darat Indonesia Ini Berpotensi sebagai Obat Herbal
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR