Nationalgeographic.co.id—Karpet ajaib merupakan salah satu bentuk transportasi yang paling banyak ditemukan dalam kisah-kisah oriental. Karpet ajaib ini juga dikenal sebagai karpet terbang. Pasalnya, karpet ajaib ini dapat mengangkut pemiliknya dari satu tempat ke tempat lain melalui udara.
Karpet ajaib mungkin paling sering dikaitkan dengan kisah-kisah yang ditemukan dalam Seribu Satu Malam. Tapi ternyata karpet ajaib juga disebutkan dalam tulisan-tulisan dari berbagai peradaban di berbagai titik waktu dalam sejarah manusia. Apakah karpet ajaib atau karpet terbang ini benar-benar ada?
Sejarah karpet terbang
Menariknya, bertentangan dengan pendapat umum, karpet ajaib atau karpet terbang tidak ditampilkan secara menonjol dalam Seribu Satu Malam. Misalnya, dalam Manuskrip Galland, manuskrip tertua yang memuat 282 (dari 1001) kisah pertama, tidak disebutkan tentang karpet ajaib.
Kemudian dalam versi asli ‘Aladdin dan Lampu Ajaib’. Dalam kisah tersebut, penculikan Putri Badroulbadour dan mempelai prianya pada malam pernikahan mereka terjadi bukan di atas karpet ajaib. Namun ranjang pernikahan mereka dibawa melalui udara oleh jin dari lampu ajaib.
Telah ditegaskan pula bahwa karpet ajaib pertama kali muncul dalam versi cerita Aladdin yang lebih modern. Salah satunya adalah Aladdin karya Walt Disney tahun 1992.
Namun, sejarah karpet ajaib dapat ditelusuri kembali ke titik waktu yang lebih awal. Tampaknya Raja Solomon dari Israel adalah tokoh sejarah paling awal yang diketahui terkait dengan karpet ajaib. Setidaknya ada dua versi cerita tentang Raja Solomon dan karpet ajaibnya. Salah satunya dikatakan ditulis oleh seorang cendekiawan Yahudi abad ke-13 Masehi bernama Isaac Ben Sherira. Cerita ini diklaim telah disusun dari dua karya kuno yang telah hilang sejak saat itu.
Ratu Sheba mempersembahkan karpet terbang untuk Raja Solomon
Dalam cerita Ben Sherira, Ratu Sheba yang legendaris memiliki seorang alkemis kerajaan. “Sang alkemis berhasil membuat karpet cokelat kecil melayang di atas tanah,” tulis Wu Mingren di laman Ancient Origins.
Bertahun-tahun kemudian, sang alkemis menyempurnakan keterampilannya. Ia menemukan bahwa triknya terletak pada pewarnaan karpet, bukan pada proses pemintalannya. Ketika ratu mendengar kabar baik ini, ia menyuruh membuat karpet ajaib dan mengirimkannya kepada Raja Solomon sebagai tanda cintanya.
Konon, karpet ini terbuat dari sutra hijau yang disulam dengan emas dan perak, serta dihiasi dengan batu-batu mulia. Karpet tersebut sangat besar sehingga tuan rumah raja dapat berdiri di atasnya.
Baca Juga: Berdasar Kisah Nyata, Berikut 9 Fakta di Balik Cerita Aladdin yang Memesona
Ketika karpet tersebut tiba, Solomon sedang sibuk dengan pembangunan Bait Suci Yerusalem. Ia tidak dapat menerima hadiah tersebut dan memberikannya kepada salah seorang bangsawannya. Ketika berita tentang sambutan dingin ini sampai ke telinga Ratu Sheba, ia patah hati. Ratu Sheba memutuskan untuk tidak lagi membuat karpet ajaib.
Tanpa dukungan kerajaan, sang alkemis (dan para perajinnya) tidak dapat lagi membuat karpet ajaib. Pengetahuannya pun konon telah hilang selamanya. Ada yang mengeklaim bahwa para perajin yang terlibat dalam pembuatan karpet ajaib tersebut mengembara selama bertahun-tahun. Mereka akhirnya menetap di suatu tempat di Mesopotamia.
Kisah lain tentang karpet terbang
Dalam versi lain dari kisah Solomon, raja menerima karpet ajaibnya dari Tuhan sendiri. Karpet ini konon mampu membawa 40.000 orang di udara pada suatu waktu.
Karena memiliki karpet ini, harga diri Raja Solomon konon tumbuh setiap hari. Akhirnya, Tuhan memutuskan untuk menghukum Solomon. Dan saat karpet itu terbang di udara, Tuhan mengguncangnya. Hal itu menyebabkan 40.000 orang di atasnya jatuh hingga tewas.
Selain sebagai moda transportasi, karpet ajaib juga digambarkan sebagai semacam senjata yang digunakan selama perang. Salah satu cerita ini berkaitan dengan seorang raja Parthia pada akhir abad ke-2 SM yang bernama Phraates II.
Pada tahun 130 SM, Phraates konon terlibat dalam perang dengan Antiokhus VII, penguasa Kekaisaran Seleukia. Dalam cerita tersebut, Phraates terbang dari ketinggian Pegunungan Zagros di atas karpet atau selembar kain untuk menghadapi musuhnya. Ia menghancurkan musuhnya dengan api dan petir. Phraates disambut dengan penuh kemenangan saat ia kembali. Menurut legenda, ia melayang di atas kepala rakyatnya di atas karpet ajaibnya.
Dalam cerita lain, penguasa Sassania pada abad ke-3 Masehi, Shapur, konon juga memiliki karpet ajaib. Dengan menggunakan karpetnya, Shapur menyelinap ke perkemahan tentara Romawi pada suatu malam. Ia mengejutkan Kaisar Valerian yang sedang tidur, dan menculiknya.
Bukan hanya di Aladdin, karpet terbang juga ternyata muncul di beragam cerita.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR