Sextus Julius Frontinus (35–103 M), manajer saluran air Roma, memberi tahu kita bahwa berkat Kaisar Nerva, penampilan kota menjadi bersih dan berubah. Selain itu, udara menjadi lebih murni. Frontinus menyebutkan juga bahwa penyebab atmosfer yang tidak sehat pun telah disingkirkan.
Merusak lingkungan dapat membahayakan kesehatan kita
Pada suatu waktu di akhir abad pertama atau awal abad kedua Masehi, bangsawan dan pengacara Romawi Pliny Muda menulis surat kepada Kaisar Trajan. Ia mengeluhkan masalah kesehatan masyarakat di kota Amastris, di Turki modern.
Berikut isi suratnya itu:
“Di antara ciri-ciri utama Amastris, Tuan, adalah jalan panjang yang sangat indah. Namun, di sepanjang jalan ini, mengalir apa yang disebut sungai, tetapi sebenarnya adalah selokan yang kotor. Pemandangan menjijikkan dan sungai mengeluarkan bau busuk. Kesehatan dan penampilan kota akan membaik jika ditutup, dan dengan izin Anda, hal ini akan dilakukan.”
Kaisar menjawab bahwa ia senang hal ini dilakukan:
“Ada banyak alasan, Pliny yang baik, untuk menutup air yang Anda katakan mengalir melalui kota Amastris. Salah satunya jika air tersebut membahayakan kesehatan selama dibiarkan terbuka.”
Kisah ini menunjukkan bahwa orang-orang zaman dahulu menyadari bahwa kesehatan tanah, udara, dan air saling terkait dengan kesehatan manusia. Jadi, ketika lingkungan berada dalam kondisi tidak sehat, hal ini juga akan merusak kesehatan dan kesejahteraan kita.
Dunia modern dapat belajar dari zaman kuno
Pesan dari orang-orang Yunani kuno dan Romawi kuno masih berlaku bagi kita saat ini maupun bagi mereka. Saat manusia bergulat dengan berbagai krisis lingkungan, ada baiknya kita merenungkan pengetahuan kuno ini.
Intinya, menjaga planet dalam kondisi sehat tidak hanya baik bagi lingkungan, tetapi juga bagi diri kita sendiri.
Di dunia modern di mana kisah-kisah tentang polusi dan masalah lingkungan terkait sering muncul di berita. Dan, pesan dari orang-orang zaman dahulu ini sangat layak untuk diingat.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR