Perlunya peningkatan keterampilan pengukuran emisi
Dalam lanskap bisnis yang semakin kompetitif dan sadar lingkungan, perusahaan tidak hanya dituntut untuk mengurangi emisi karbon mereka sendiri, tetapi juga untuk memahami dan mengelola emisi yang dihasilkan sepanjang rantai pasok.
Faktanya, emisi rantai pasok menyumbang porsi yang sangat signifikan terhadap total emisi perusahaan, yakni rata-rata sekitar 75%.
Permintaan akan transparansi emisi ini semakin mendesak seiring dengan munculnya kebijakan-kebijakan keberlanjutan yang lebih ketat di berbagai negara.
Regulasi seperti Mekanisme Penyesuaian Karbon Perbatasan Uni Eropa (CBAM) mengharuskan perusahaan untuk menghitung jejak karbon produk mereka secara detail. Hal ini berarti perusahaan perlu memiliki data emisi yang akurat dari seluruh pemasok dalam rantai pasoknya.
Sayangnya, banyak perusahaan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, belum memiliki kemampuan yang memadai untuk menghitung jejak karbon perusahaan atau produk mereka. Keterbatasan dalam hal pengetahuan dan keterampilan akuntansi gas rumah kaca (GRK) menjadi kendala utama.
"Menyadari kesenjangan ini, sekelompok pemangku kepentingan sektor swasta dan masyarakat sipil di Indonesia telah bekerja pada alat baru yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas bisnis," jelas Botwright.
Dari sinilah lahir ECOVISEA. Didukung oleh East Ventures, sebuah perusahaan modal ventura terkemuka di Asia Tenggara, dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia), ECOVISEA hadir sebagai kalkulator emisi GRK secara daring gratis yang mudah digunakan.
Dengan dukungan dari World Resources Institute (WRI) Indonesia, ECOVISEA dikembangkan berdasarkan standar internasional yang berlaku dan dilengkapi dengan program pelatihan untuk meningkatkan kapasitas penggunanya.
Kemampuan untuk mengukur dan melaporkan emisi secara akurat akan menjadi faktor kunci dalam persaingan bisnis di masa depan. Perusahaan yang mampu menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan dan transparansi akan lebih disukai oleh konsumen, investor, dan mitra bisnis.
Namun, membangun kapasitas dalam bidang pengukuran emisi bukanlah hal yang mudah, terutama bagi bisnis kecil dan menengah. Oleh karena itu, diperlukan dukungan yang lebih kuat dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil.
Baca Juga: Mungkinkah Konsep Minyak Sawit Berkelanjutan Benar-benar Bisa Terwujud?
KOMENTAR