Konflik ini juga digambarkan di dinding, mencatat bab lain dari sejarah komunitas lokal. Representasi perang melawan Spanyol juga ditemukan di dinding. Termasuk penggambaran kuda dan anjing perang, yang bukan merupakan hewan asli daerah tersebut.
Ahli botani Jerman Carl Friedrich von Martius adalah orang pertama yang mengenali implikasi historis dan etnologis seni cadas itu. Ia pun menyadari hubungannya dengan komunitas adat setempat yang terkait dengan Caribe.
Ahli etnobotani AS Richard Evans Schultes menggambarkan komunitas ini sebagai hombres-jaguar (manusia jaguar). Hombres jaguar masih bertahan hidup bersama komunitas etnis lain di kawasan lindung kecil di Kolombia.
Namun, piktograf tersebut secara resmi ditemukan pada tahun 1987 oleh arkeolog Kolombia Carlos Castano. Saat itu Castano menjabat sebagai direktur Otoritas Taman Nasional Kolombia.
Saat itu ia terbang dari San Jose del Guaviare ke Araracuara untuk menuju ke Taman Nasional Amazon. Castano dan timnya berencana untuk mengidentifikasi zona penggundulan hutan.
Di tengah penerbangan, badai melanda, sehingga tim tersebut untuk mengubah arah. Terpesona dengan topografi setempat yang disaksikannya, ia terbang di atas tepui yang megah. Dua hari kemudian, Castano kembali dan menemukan tembok tinggi yang dicat dengan berbagai piktograf.
Meskipun ditemukan oleh orang luar, konflik bersenjata internal yang terjadi di wilayah itu menghambat penelitian ilmiah lebih lanjut. Kehadiran gerilyawan dan kelompok bersenjata di zona tersebut berfungsi sebagai penghalang de facto terhadap pariwisata dan kolonisasi eksploitatif. Pada akhirnya, mereka membantu melestarikan lokasi arkeologi tersebut.
Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia—Tentara Rakyat dan pemerintah Kolombia menandatangani perjanjian damai pada 2016. Setelah itu, Serrania menjadi lebih populer. Situs tersebut pun menarik perhatian para ahli biologi, arkeolog, dan sejarawan di seluruh dunia.
Castano menegaskan bahwa piktograf yang telah diteliti sejauh ini hanya mewakili 5% hingga 8% dari jumlah total. Ia menganjurkan untuk melestarikan batu-batuan tersebut dari potensi kerusakan yang disebabkan oleh pariwisata di wilayah tersebut.
Serrania del Chiribiquete sebagai situs warisan dunia
Serrania del Chiribiquete adalah taman nasional terbesar di Kolombia. “Kolombia adalah salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia,” tambah Garcia.
Taman nasional itu seluas Denmark. Keanekaragaman hayatinya merupakan hasil dari isolasi alam dan geografis yang berlangsung lama, yang menghasilkan 20 ekosistem yang dapat diidentifikasi.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR