Nationalgeographic.co.id—Di dataran tinggi Chiribiquete, salah satu situs arkeologi paling menakjubkan sempat tersembunyi selama beberapa dekade. Sejak ditemukan, lebih dari 75.000 piktograf telah diidentifikasi di sepanjang 60 tempat perlindungan batu di dasar tepui (table mountain).
Gambar-gambar tersebut mewakili apa yang diyakini sebagai representasi bergambar paling kuno dalam sejarah benua tersebut. Piktograf (lukisan dinding) itu sesuai dengan kedatangan pertama manusia di wilayah tersebut, yang berasal dari akhir Pleistosen, 20.000 SM.
Ruang prasejarah nan sakral
Pegunungan Serrana del Chiribiquete merupakan bagian dari Perisai Guiana (Guiana Shield). Perisai Guiana adalah formasi geologi berusia 1,7 miliar tahun yang menjadi rumah bagi hutan hujan Amazon. Serrania membatasi Perisai Guiana, dengan Andes di sebelah barat dan dataran Venezuela-Kolombia di Orinoquía di timur laut.
Di Serrenia terdapat aspek budaya yang paling mengesankan. Situs tersebut terus dihuni dan dipuja oleh lima komunitas adat yang mengisolasi diri dan dilindungi oleh taman nasional.
Mereka menganggap Serrania del Chiribiquete sebagai area yang sangat penting secara mistis. Komunitas di sana menyebutnya sebagai “Rumah Besar Hewan”.
Situs serupa, seperti Gua Altamira dan Lascaux di Prancis, sering kali dikenal sebagai situs piktograf arkeologi terkaya. Namun, sejumlah besar elemen yang teridentifikasi di dinding Chiribiquete merupakan bukti warisan prasejarah benua tersebut.
Siapa yang pembuat piktograf di Serrania del Chiribiquete?
Sulit untuk menentukan siapa yang pertama kali membuat piktograf ini. Dipercayai bahwa suku-suku paling awal yang memiliki hubungan budaya dan mitologi dengan wilayah tersebut adalah para pemburu-pengumpul. Mereka mendiami Serrania del Chiribiquete 24.000 tahun yang lalu.
Arkeolog dan filsuf Kolombia Fernando Urbina mengemukakan bahwa Suku Caribe juga hadir di wilayah tersebut selama ekspansinya dari Guyana. Ekspansi tersebut berlangsung antara tahun 1.000 dan 1.500 M. Suku ini merupakan sebuah keluarga makro etnis yang mencakup beberapa komunitas asli wilayah neotropis pra-Columbus.
Ekspansi Suku Caribe berhenti ketika penjajah Spanyol menyerbu Amerika pada abad ke-16. “Penjajah Spanyol mencari kota emas legendaris El Dorado di wilayah tersebut,” tulis Juan Sebastian Gomez-Garcia di laman The Collector.
Baca Juga: Selisik Piza Kuno pada Lukisan Dinding Pompeii Berumur 2.000 Tahun
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR