Meskipun demikian, Iman dan rekan-rekannya berupaya memetakan produksi padi dengan menggunakan sampel petak sawah. Namun, tantangan utama tetap terletak pada pemantauan perubahan penggunaan lahan secara berkala.
Oleh karena itu Iman dan koleganya sesama PPL serta para petani menyambut baik sistem Pemetaan Partisipatif Lahan Pertanian Sawah Berkelanjutan (PPLPSB) yang dirancang oleh tim Departemen Geografi FMIPA UI.
Sistem ini diberi nama Sistem Informasi Sawah Sukawening (SISSUKA)–sesuai dengan nama desa tempat sistem tersebut dirancang untuk pertama kalinya pada 2021. Sistem pemetaan ini bertujuan untuk memantau secara efektif kondisi dan perubahan penggunaan lahan sawah berkelanjutan.
Dengan adanya SISSUKA diharapkan dapat membantu pemerintah dalam identifikasi luas, pengelolaan, kinerja, serta distribusi spasial lahan pertanian sawah berkelanjutan.
Adanya mekanisme partisipatif dalam mendata dan memetakan lahan sawah, diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sekaligus memperkuat kelembagaan, terutama petani lokal, untuk mempertahankan sawah.
Sistem berbasis peta ini mengedepankan prinsip pemetaan partisipatif. Dengan menggunakan telepon genggam berspesifikasi menengah, para petani dan petugas penyuluh pertanian dapat melakukan pemetaan langsung di lapangan.
Namun, mereka harus mengunduh terlebih dahulu aplikasi Survey123 dari toko aplikasi berbasis Android dan iOS secara cuma-cuma dan mengaksesnya menggunakan akun yang sudah berlisensi.
Pemetaan dilakukan pada peta skala detail yang memperlihatkan setiap petak sawah yang sudah diberi kode tertentu sehingga memungkinkan para petani melengkapi informasi atribut dari sawahnya masing-masing.
Pada rancangan pertama, pengisian atribut sawah masih terbatas pada nama pemilik, nama penyewa/buruh, luas, masa tanam terakhir, jumlah produksi terakhir, sumber air, dan koordinat lokasi petak sawah. Selain atribut, para petani juga dapat memasukkan foto kondisi terakhir sawahnya.
Semua atribut tersebut akan muncul pada tampilan laman aplikasi yang telah diatur sedemikian rupa untuk dapat dilihat oleh sesama petani atau petugas penyuluh lapangan yang telah terdaftar dalam aplikasi pemetaan ini.
Menurut Satria Indratmoko, S.Si, M.Sc–desainer dari aplikasi ini–tampilan web ini memiliki dua fungsi utama. Yang pertama adalah sebagai bagian dari mekanisme kontrol sesama petani atas kebenaran informasi mengenai sawah, baik untuk setiap petak maupun sebagai sebuah hamparan. Fungsi ini juga dapat dimanfaatkan oleh kelompok tani untuk mengatur pengelolaan sawah secara kolektif.
Fungsi kedua adalah sebagai pengayaan atau pelengkap dari sistem pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan penyuluhan pertanian berbasis situs web (ePusluh) yang dikelola secara terpusat oleh Kementerian Pertanian.
Sistem ePusluh menekankan pada aktivitas dan hasil penyuluhan atas kelompok tani yang menjadi tanggung jawab seorang penyuluh lapangan. Adapun aplikasi SISSUKA dapat melengkapinya dengan lokasi petak-petak sawah beserta kondisi asli di lapangan secara detail dan cepat.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Ade S |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR