Nationalgeographic.co.id—Kepercayaan Orfisme adalah salah satu misteri pada zaman Yunani kuno yang didasarkan pada mitos Orpheus. Misteri dianggap sangat menarik karena membahas tentang jiwa dan kehidupan setelah kematian.
Kepercayaan Orfisme berasal dari penyair dan musisi mitologi Orpheus, seorang pahlawan tragis dan juga musisi dan penulis lirik terhebat dalam mitologi Yunani. Musiknya memikat binatang buas, pohon, batu, dan bahkan dewa.
Kultus misterius Orfisme adalah sekte rahasia yang mengikuti praktik dan tulisan Orpheus.
Seperti semua kultus rahasia di Yunani kuno, hanya mereka yang diinisiasi ke dalam kultus yang mengetahui kebenaran penuh dari praktik dan kepercayaan kelompok tersebut. Pengikut kultus percaya pada reinkarnasi dan dosa warisan.
Orfisme dijaga oleh kaum elite terpelajar. Mereka yang mengikuti Orfisme disebut Orphics, dan mereka mengadakan festival misteri tahunan di dataran Eleusinian di sebelah barat Athena.
Mereka memuja Demeter dan Persefone, bersama dengan pasangan misterius mereka, Dionysus, yang memainkan peran kunci dalam kepercayaan ini.
Menurut legenda, Orpheus adalah murid Dionysus tetapi menentang praktik dewa yang suka bersenang-senang dan pesta pora mabuk-mabukan atas nama Apollo, dewa akal sehat.
Legenda kuno mengatakan bahwa tindakan pembangkangan ini mengakibatkan hukuman dan pembunuhannya di tangan para maenad, para pengikut perempuan Dionysus.
Apa yang Diyakini oleh Kaum Orphics?
Kepercayaan dan praktik keagamaan kaum Orphics berpusat pada figur mitologis Orpheus dan berakar pada mitologi Yunani kuno.
Namun, praktik keagamaan mereka berbeda dari kebanyakan orang Yunani, dan Kepercayaan Orfisme menawarkan wawasan unik tentang sifat jiwa, kehidupan setelah kematian, serta hubungan manusia dengan yang ilahi.
Berbeda dengan ritual publik politeisme Yunani, Kepercayaan Orfisme bersifat esoteris, ditujukan bagi para inisiat yang mencari pemahaman lebih mendalam tentang keberadaan mereka sendiri dan kosmos.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR