Paus kepala busur betina merawat anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang. Anak paus akan menyusui selama sekitar satu tahun, memperoleh nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang.
Induk paus kepala busur akan melindungi anak-anak mereka dari predator seperti paus orca dengan berbagai cara, misalnya dengan memanfaatkan bongkahan es sebagai persembunyian.
Paus kepala busur kini menghadapi ancaman serius terhadap kelangsungan hidupnya akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim. Ancaman-ancaman ini semakin kompleks dan saling terkait, mengancam populasi yang telah pulih sebagian setelah mengalami penurunan drastis akibat perburuan komersial pada abad ke-17 hingga ke-19.
Salah satu ancaman utama bagi paus kepala busur adalah aktivitas manusia di habitatnya di Arktik. Paus-paus ini sering terjerat dalam alat tangkap ikan, mengalami tabrakan dengan kapal, dan terganggu oleh kebisingan bawah air yang dihasilkan oleh eksplorasi minyak dan gas, lalu lintas kapal, serta aktivitas perikanan.
Kebisingan ini dapat mengganggu komunikasi, navigasi, dan perilaku mencari makan paus kepala busur.
Perubahan iklim memberikan tantangan tambahan bagi paus kepala busur. Mencairnya es laut secara signifikan mengurangi habitat yang mereka butuhkan untuk beristirahat, melahirkan, dan mencari makan.
Es laut juga berfungsi sebagai isolator akustik yang membantu paus berkomunikasi. Hilangnya es laut dapat memperburuk dampak kebisingan antropogenik.
Polusi laut, termasuk bahan kimia, logam berat, plastik, dan tumpahan minyak, merupakan ancaman serius bagi kesehatan paus kepala busur. Zat-zat berbahaya ini dapat terakumulasi dalam tubuh paus, mengganggu sistem reproduksi, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan menyebabkan berbagai penyakit.
Meskipun perburuan komersial terhadap paus kepala busur telah dilarang, perburuan subsisten oleh masyarakat adat di Amerika Serikat, Rusia, Greenland, dan Kanada masih diizinkan. Perburuan ini diatur oleh undang-undang dan kuota yang ditetapkan oleh Komisi Penangkapan Paus Internasional (IWC) untuk memastikan keberlanjutan populasi.
Berkat perlindungan yang lebih ketat, populasi paus kepala busur secara global telah pulih menjadi sekitar 25.000 individu dan dikategorikan sebagai Resiko Rendah oleh IUCN.
Namun, tidak semua subpopulasi mengalami pemulihan yang sama. Subpopulasi Laut Greenland Timur-Svalbard-Barents dan Laut Okhotsk masih diklasifikasikan sebagai Terancam akibat tekanan yang lebih tinggi dari aktivitas manusia dan perubahan lingkungan.
KOMENTAR