Sementara itu, dalam versi lain dari mitos yang diceritakan oleh penulis dan penyair Romawi abad pertama Masehi, Valerius Flaccus, wanita Lemnos dikutuk setelah perselisihan besar antara Aphrodite dan suaminya, Hephaestus.
Setelah Hephaestus memergoki sang dewi berselingkuh dengan Ares, dewa perang, ia mempermalukan pasangan itu di depan umum di hadapan para dewa Olimpus lainnya.
Aphrodite kemudian melampiaskan amarahnya pada para wanita Lemnos, tempat Hephaestus tinggal.
Apa pun itu, hasil kutukannya sama saja. Para wanita Lemnos ditolak oleh suami mereka demi para wanita Thrakia yang mereka tangkap saat merampok.
Marah karena kelalaian dan perselingkuhan suami mereka, para wanita Lemnos membantai semua pria. Setelah semua pria tewas, para wanita kini bertanggung jawab untuk memerintah pulau itu sendiri, bertani, dan bahkan berperang.
Pengkhianatan Aphrodite
Dalam mitologi Yunani, Hephaestus diceritakan sebagai putra dari Hera, tetapi tidak diketahui siapa ayahnya.
Berbeda dari dewa-dewa lainnya, Hephaestus disebut-sebut sebagai dewa yang buruk rupa. Bahkan, penampilan wajahnya membuat sang ibu kecewa, yang kemudian melemparnya dari Olimpus.
Hal itulah yang membuat kakinya pincang ketika mendarat di Pulau Lemnos. Hephaestus kemudian diasuh oleh Thetis, sebelum akhirnya membangun tempat kerjanya di bawah gunung berapi.
Dengan fisiknya yang kurang sempurna, Hephaestus berhasil menikahi Aphrodite, yang dikenal sebagai dewi cinta dan kecantikan. Namun, pernikahan itu terjadi bukan karena mereka saling cinta, tetapi karena siasat Hephaestus.
Tumbuh sebagai dewa yang ahli dalam pengerjaan logam, Hephaestus berhasil membelenggu ibunya dalam rantai tidak kasat mata.
Baca Juga: Singkap Ekologi Gunung Olympus, Rumah Dewa-Dewa Mitologi Yunani
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR