Mochi Jepang memiliki sejarah panjang dan merupakan bagian integral dari banyak tradisi dan ritual. Mochi menjadi cara untuk menyatukan orang, menandai perayaan, dan bahkan memamerkan status Anda.
Mochitsuki: cara membuat mochi
Proses pembuatan mochi, atau mochitsuki (yang secara harfiah berarti menumbuk mochi), menggunakan beras ketan atau mochigome. Mochitsuki biasanya dikaitkan dengan liburan Tahun Baru.
Biasanya, pembuatan mochi dilakukan secara berkelompok. Pasalnya, mochitsuki memakan waktu dan menuntut secara fisik. Sebelum diukur dan dibentuk menjadi porsi individual, mochi direndam dan kemudian ditumbuk dengan palu kayu.
Membuat mochi adalah proses yang melibatkan persiapan, memukul, membentuk, dan melayani. Proses ini membutuhkan waktu beberapa hari.
Terlepas dari sifat padat karya, orang-orang menyukai sajian ini, mirip dengan kue Natal. Komunitas dan keluarga Jepang sangat bangga dengan makanan buatan mereka. Mochi dapat dibekukan dan dinikmati sepanjang tahun. Meskipun mochi sudah tersedia sepanjang tahun di toko-toko, mochi buatan sendiri lebih unggul dalam rasa.
Ozoni: tradisi Tahun Baru Jepang
Tradisi kuliner mochi Tahun Baru yang mungkin kurang dikenal adalah ozoni. Dalam sup ini, terdapat mochi, sayuran, dan saus miso atau kedelai.
Ozoni telah menjadi hidangan tradisional Tahun Baru di Jepang selama lebih dari 500 tahun. Hidangan ini pertama kali dinikmati oleh Samurai sebagai hidangan pertama untuk makanan ritual. Karena sejarah panjang ini, ada banyak variasi tergantung dari wilayahnya.
Selama liburan Tahun Baru, santai dan menghabiskan waktu bersama keluarga sangat penting. Oleh karena itu, keluarga membuat hidangan yang akan disajikan jauh sebelum Tahun Baru. Ozoni adalah hidangan yang mudah dan sederhana. Setelah membuat kaldu, mochi panggang, ayam, dan sayuran pun ditambahkan dalam sup.
Mochi di luar Jepang
Orang Inggris mengakuisisi mochi dari Jepang pada awal abad ke -17. Dokumentasi tentang mochi pertama kali dicatat dalam entri buku harian dan buku harian Pedagang India Timur.
Di Asia, ada kudapan yang mirip dengan beragam nama atau sebutan.
Ada loh maih chih yang penuh kelapa di mana-mana di Hong Kong. Komunitas Fujian di Asia Tenggara menikmati camilan muah chee. Muah chee adalah adonan beras ketan yang secara kasar dipotong menjadi pelet seukuran gigitan. “Muah chee dilapisi dengan kacang dan gula cincang halus. Kudapan ini diyakini dibawa dari Tiongkok selatan,” tulis Lisa Lim di South China Morning Post.
Versi mochi lainnya adalah camilan klasik Taiwan dari beras ketan yang digulung dalam topping seperti kacang panggang atau wijen hitam. Camilan ini disebut moa chi.
Apakah Anda menyukai mochi? Versi mana yang paling Anda sukai?
Source | : | South China Morning Post |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR