Melihat pemandangan mengerikan dari saudaranya, Antigone merasa berkewajiban untuk melayaninya, menguburnya dengan upacara yang pantas seperti pemakaman lainnya.
Akan tetapi, ketika ia ketahuan melakukan hal itu, ia sendirilah yang membayar harga yang lain. Oleh karena itu, tragedi yang dialami kedua bersaudara itu menjadi lengkap.
Namun, ada alasan untuk kemalangan ini. Menurut norma pada saat itu, baik saudara laki-laki maupun saudara perempuan, mereka harus membayar dosa kesombongan yang telah mereka lakukan di masa lalu.
Siklus kutukan
Dalam Thebaid, sebuah syair epik yang menceritakan perebutan kekuasaan atas Thebes, kedua saudara, Polynices dan Eteocles, dikutuk oleh ayah mereka, Oedipus.
Mereka dikutuk karena dianggap telah menghina dirinya dalam dua peristiwa penting.
Pertama, mereka menggunakan meja perak milik Cadmus dan cawan emas, benda-benda yang dilarang oleh Oedipus.
Kemudian, mereka memberikan paha hewan kurban kepada Oedipus, alih-alih bahu hewan, yang merupakan bagian yang seharusnya ia terima.
Merasa sangat terhina oleh perlakuan tersebut, Oedipus memohon kepada Zeus agar kedua putranya saling membunuh.
Namun, dalam karya Sophocles Oedipus at Colonus, kisah ini sedikit berbeda. Diceritakan bahwa Oedipus ingin tetap memerintah Thebes tetapi diusir oleh Creon.
Baca Juga: Mitologi Yunani dan Sains Bertemu di Langit Malam dalam Konstelasi Cetus
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR