"Kemenangan Liu Bang dalam Pertempuran Gaixia membuatnya memproklamasikan Dinasti Han," tambah Chen. Sejarah resmi Han menggambarkan kemenangannya atas Xiang Yu sebagai sesuatu yang tak terelakkan. Namun Liu Bang berutang besar kepada tiga bawahan yang berbakat, Zhang Liang, Xiao He, dan Han Xin.
Kaisar Tiongkok yang berasal dari kalangan rakyat jelata
Liu Bang diberi nama anumerta Gaodi atau “Kaisar Agung”. Namun gelar kekaisaran Liu Bang yang paling umum adalah Gaozu atau “Leluhur Agung”, nama yang digunakan oleh sejarawan Sima Qian.
Gaozu mendirikan ibu kotanya di Chang'an (sekarang Xi'an) dekat Xianyang. Ia mengumumkan amnesti umum bagi musuh-musuhnya dan membubarkan pasukannya. Sebagai kaisar, Liu Bang juga mengurangi pajak serta kewajiban tenaga kerja. Langkah-langkah ini memungkinkannya untuk mempertahankan dukungan rakyat dan mendapat pujian dari para sarjana Konfusianisme.
Meskipun ia mempertahankan konsep kekuasaan Dinasti Qin, Gaozu melembagakan sistem administrasi hibrida untuk kekaisarannya.
Qin Shi Huang telah mengorganisasi kekaisaran menjadi wilayah-wilayah komando yang dikelola oleh gubernur. Para gubernur ditunjuk dan diberhentikan oleh pemerintah pusat. Gaozu mendirikan 14 wilayah komando di Tiongkok barat dan tengah. Namun ia mempertahankan serangkaian kerajaan bawahan di Tiongkok timur. Tindakannya itu memungkinkannya memberi penghargaan kepada sekutu dan mempertahankan dukungan dari para penguasa setempat.
Dalam satu dekade, sebagian besar raja-raja ini diturunkan jabatannya dan digantikan oleh anggota keluarga kekaisaran. Runtuhnya Dinasti Qin memungkinkan kebangkitan kembali konfederasi suku Xiongnu di utara di bawah penguasanya Modu. Gaozu secara pribadi memimpin pasukan melawan Xiongnu, tetapi terperangkap dan dikepung dalam Pertempuran Baideng pada 200 SM.
Setelah membeli kebebasannya, Gaozu dengan patuh meninggalkan usaha militer lebih lanjut dan mengadopsi kebijakan heqin. Menurut kebijakan itu, Han mengirim seorang wanita bangsawan untuk menikahi para pemimpin Xiongnu. Selain itu, ad ajuga “hadiah” tahunan sebagai imbalan atas hubungan yang damai.
Warisan Kaisar Gaozu
Gaozu meninggal pada tahun 195 SM dan digantikan oleh putranya, Kaisar Hui. Tidak seperti pendahulunya yang berumur pendek, Dinasti Han bertahan (dengan jeda singkat di tengah jalan) selama empat abad hingga awal abad ke-3 M.
Para penerus Gaozu memperluas wilayah kekuasaannya ke arah barat hingga ke Asia Tengah. Mereka menguasai ujung timur jaringan perdagangan Eurasia yang kemudian dikenal sebagai Jalur Sutra. Jalur Sutra memungkinkan hubungan perdagangan tidak langsung dengan Kekaisaran Romawi.
Di utara, pasukan Han bertempur melawan Xiongnu dan mengejar mereka hingga ke Danau Baikal. Runtuhnya Xiongnu pada abad ke-2 M mungkin menyebabkan mereka melarikan diri ke barat. Dan 3 abad kemudian, Xiongnu muncul sebagai bangsa Hun.
Dinasti Han dianggap sebagai zaman keemasan peradaban Tiongkok. Dinasti ini memiliki warisan yang mendalam pada identitas nasional Tiongkok. Kelompok etnis mayoritas di Tiongkok dikenal sebagai orang Han atau Han Tiongkok, yang mencakup lebih dari 90% populasi Tiongkok.
Aksara Tiongkok dikenal sebagai hanzi (aksara Han) dalam bahasa Tiongkok, dan bahasanya sendiri disebut hanyu (bahasa Han).
Qin Shi Huang merupakan penguasa pertama yang menyatukan Tiongkok. Tapi Dinasti Han yang didirikan oleh Liu Bang-lah yang membangun sistem pemerintahan kekaisaran yang stabil. Dinasti Han menormalkan konsep Kekaisaran Tiongkok tunggal. Wilayahnya membentang dari padang pasir Asia Tengah di barat hingga pesisir Pasifik di timur. Serta dari padang rumput Mongolia di utara hingga pegunungan Yunnan di selatan.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR