Di belahan dunia lain, peristiwa cuaca ekstrem juga terjadi dengan frekuensi dan intensitas yang semakin meningkat. Di Spanyol, hujan deras yang ekstrem menyebabkan banjir bandang dahsyat yang menewaskan lebih dari 200 orang.
Para ilmuwan telah mengaitkan peristiwa cuaca ekstrem seperti ini dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
Namun, beberapa berita paling menakutkan tentang planet ini bukanlah tentang apa yang terjadi tahun ini, melainkan tentang apa yang dapat terjadi jika kita tidak menghentikan aliran karbon ke atmosfer.
Penelitian yang diterbitkan pada Juni lalu mengungkap fakta mengejutkan: titik kritis ekologis yang selama ini dianggap sebagai skenario jauh di masa depan, ternyata bisa terjadi dalam waktu yang jauh lebih dekat dari perkiraan sebelumnya.
Jika kita gagal segera bertindak, dalam kurun waktu 15 tahun ke depan, kita berisiko menyaksikan runtuhnya lapisan es Greenland yang masif, serta transformasi hutan hujan Amazon yang subur menjadi padang sabana gersang.
Ancaman tidak berhenti sampai di situ. Pada bulan Oktober, para ilmuwan dari berbagai belahan dunia bersatu mengeluarkan peringatan keras mengenai risiko runtuhnya arus Atlantik utama.
Arus laut yang berperan krusial dalam mengatur iklim global ini, jika terus melemah dan akhirnya berhenti, akan membawa dampak yang sangat dahsyat. Suhu di Eropa akan turun drastis, pola cuaca global akan berubah secara signifikan, dan ekosistem laut akan mengalami kerusakan parah.
Krisis air juga semakin mengancam keberadaan manusia. Sebuah laporan terbaru mengungkapkan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah, siklus air global berada dalam kondisi tidak seimbang.
Perubahan iklim dan pengelolaan sumber daya yang buruk telah menyebabkan pola curah hujan menjadi tidak menentu, sehingga ketersediaan air bersih semakin langka. Kondisi ini tidak hanya mengancam kelangsungan hidup manusia, tetapi juga memicu konflik sosial dan ekonomi di berbagai belahan dunia.
Namun, di tengah keprihatinan yang mendalam, masih ada secercah harapan. Para ahli iklim menegaskan bahwa kita masih memiliki waktu untuk mencegah terjadinya skenario terburuk.
Michael Mann, seorang ilmuwan terkemuka, menyatakan bahwa kita masih dapat menghentikan dampak paling parah dari perubahan iklim jika segera mengambil tindakan nyata.
"Kita [ilmuwan iklim], dalam beberapa hal, telah gagal menyampaikan bahwa kita masih dapat mencegah perubahan iklim yang dahsyat," tulisnya untuk Live Science pada bulan November.
"Kita sebenarnya yang menentukan seberapa buruk krisis iklim akan terjadi. Masih ada waktu untuk melestarikan 'momen rapuh' kita, tetapi jendela peluang semakin menyempit. Ada urgensi dalam mengurangi emisi karbon. Tetapi masih ada tindakan dari pihak kita."
KOMENTAR