Tradisi tur tahunan Firaun yang berfungsi sebagai sarana pengumpulan pajak pun ditinggalkan. Sebagai gantinya, para juru tulis secara cermat mencatat kewajiban pajak setiap individu. Perubahan ini hanya mungkin terjadi berkat meningkatnya tingkat literasi dan jumlah juru tulis yang tersedia.
Pada masa Kerajaan Baru (1550-1070 SM), sistem pencatatan pajak mencapai puncaknya. Armada pemungut pajak dan juru tulis bekerja tanpa henti untuk mengisi kas negara.
Firaun-firaun dari periode ini menggunakan dana hasil pajak untuk membangun monumen-monumen megah dan mengadakan perayaan besar-besaran.
Ironisnya, bersamaan dengan sistem perpajakan yang semakin kompleks, praktik penipuan, penghindaran pajak, dan korupsi pun mulai marak.
Para juru tulis dan pejabat sering kali bekerja sama untuk mengurangi jumlah pajak yang dilaporkan ke negara dan menguangkan selisihnya. Petani pun tak luput dari praktik curang ini. Mereka seringkali dibebani pajak yang lebih tinggi dari seharusnya.
Wilkinson mencatat sebuah contoh menarik: "Orang-orang akan menyelinapkan batu ke dalam gandum untuk mencapai berat pajak yang ditetapkan untuk lahan mereka."
Praktik curang ini begitu meluas sehingga pemerintah harus mengeluarkan dekrit khusus untuk melarang penipuan dalam sistem perpajakan.
Menjelang akhir masa pemerintahan Dinasti ke-18, sekitar tahun 1200 SM, Firaun Horemheb mengeluarkan aturan tegas tentang pajak.
Ia memutuskan bahwa siapapun yang menggelapkan pajak atau tidak membayar pajak akan dihukum dengan hukuman yang sangat berat: hidungnya akan dipotong dan mereka akan diasingkan.
Dengan dekrit ini, Firaun Horemheb ingin menegaskan bahwa semua orang di Mesir harus membayar pajak. Ia percaya bahwa segala sesuatu yang ada di negara itu adalah miliknya. Jadi, rakyat Mesir dianggap wajib memberikan sebagian dari harta mereka kepada Firaun.
Meskipun orang Mesir sangat menghormati Firaun dan menganggapnya sebagai perantara antara manusia dan dewa, mereka ternyata tidak suka membayar pajak.
Baca Juga: Singkap Sistem Perpajakan dan Korupsinya dalam Sejarah Mesir Kuno
KOMENTAR