Selama ribuan tahun, Mesir Kuno menerapkan sistem pajak yang unik. Rakyatnya dikenakan pajak atas berbagai barang, seperti gandum, kain, tenaga kerja, hewan ternak, dan produk lainnya.
Besaran pajak yang harus dibayar seringkali ditentukan oleh hasil panen. Petani harus menyisihkan sebagian hasil panen mereka untuk disimpan di lumbung negara.
Menariknya, sistem pajak di Mesir Kuno sudah mengenal konsep progresivitas, mirip dengan pajak penghasilan modern. Lahan yang subur dan menghasilkan panen melimpah dikenakan pajak yang lebih tinggi dibandingkan lahan yang kurang produktif.
Juan Carlos Moreno García, seorang peneliti dari Prancis, menjelaskan, "Pajak lahan diterapkan dengan berbagai cara, dan besarannya ditentukan oleh produktivitas lahan individu, serta kesuburan dan kualitas tanah. Namun, pemerintah menetapkan tarif pajak dasar berdasarkan ketinggian air Sungai Nil."
Ditentukan oleh nilometer
Pada abad ke-19, di pulau Elephantine yang terletak di Mesir Hulu, para arkeolog membuat penemuan menarik. Mereka menemukan sebuah tangga besar yang disebut nilometer, alat kuno yang digunakan untuk mengukur seberapa tinggi air Sungai Nil naik saat musim banjir tahunan.
Bukan hanya di Elephantine, sisa-sisa nilometer serupa juga ditemukan di kota kuno Thmuis, Pulau Rhoda, dan beberapa lokasi lain di Mesir.
Mengapa nilometer begitu penting? Bayangkan, bagi masyarakat Mesir kuno yang sangat bergantung pada pertanian, ketinggian air Sungai Nil adalah penentu utama kehidupan mereka.
Jika air naik terlalu tinggi melampaui garis yang telah ditentukan, lahan pertanian akan tergenang dan gagal panen. Sebaliknya, jika air terlalu rendah, kekeringan akan mengancam dan tanaman akan mati layu.
Seperti yang dikatakan oleh Wilkinson, "Terlalu banyak air sama buruknya dengan terlalu sedikit air." Mesir pada masa itu adalah negara agraris, semua aspek kehidupan masyarakat sangat bergantung pada Sungai Nil.
Karena begitu pentingnya sungai ini, orang Mesir telah mencatat ketinggian airnya sejak masa penyatuan negara mereka. Catatan-catatan inilah yang kemudian menjadi dasar sistem perpajakan pertama di Mesir.
Baca Juga: Raja Jawa Kuno Punya 'Pegangan' untuk Cegah Pemungut Pajak Berulah
KOMENTAR