Analisis itu menentukan tanggal situs yang menunjukkan bahwa kesimpulan ini salah. Penurunan tersebut baru dimulai pada abad ke-7.
Data skala besar mencakup basis data baru yang disusun menggunakan survei arkeologi, penggalian, dan temuan bangkai kapal. Basis data survei dan penggalian digunakan untuk memetakan perubahan umum dalam ukuran dan jumlah situs untuk setiap periode sejarah.
Basis data bangkai kapal menunjukkan jumlah bangkai kapal untuk setiap setengah abad. Data tersebut digunakan untuk menyoroti pergeseran volume perdagangan laut.
Perubahan pada perdagangan laut (150–750)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi tinggi dalam catatan arkeologi untuk banyak wilayah. “Wilayah tersebut meliputi Israel, Tunisia, Yordania, Siprus, Turki, Mesir, dan Yunani modern,” ungkap Cosijns.
Ada juga korelasi yang kuat antara berbagai jenis data. Studi kasus maupun kumpulan data yang lebih besar menunjukkan tidak ada penurunan populasi atau ekonomi di Bizantium abad ke-6. Bahkan, tampaknya terjadi peningkatan kemakmuran dan demografi. Penurunan tersebut terjadi pada abad ke-7. Maka, tidak dapat dikaitkan dengan perubahan iklim yang tiba-tiba atau wabah yang terjadi lebih dari setengah abad sebelumnya.
Kekaisaran Romawi tampaknya memasuki abad ke-7 di puncak kekuasaannya. Namun, kesalahan perhitungan Romawi dan kegagalan mereka melawan lawan-lawan Persia membuat seluruh wilayah tersebut terpuruk. Hal ini membuat kedua kekaisaran tersebut lemah dan memungkinkan Islam bangkit.
Namun bukan berarti tidak ada perubahan iklim selama periode ini di beberapa wilayah di dunia. Misalnya, ada perubahan yang terlihat dalam budaya material dan penurunan serta pengabaian situs-situs secara umum di seluruh Skandinavia. Perubahan ini terjadi pada pertengahan abad ke-6. Di saat yang sama, terjadi perubahan iklim yang lebih luas.
Dan krisis iklim saat ini sedang dalam perjalanan untuk membawa perubahan yang jauh lebih besar. Perubahan tajam dari fluktuasi lingkungan historis memiliki kekuatan untuk mengubah dunia seperti yang kita ketahui secara permanen.
Source | : | Livescience |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR