Namun sebuah studi tahun 2020 menemukan sejumlah besar variasi genetik yang mengejutkan pada 19 spesies yang diteliti dengan baik. Studi menunjukkan bahwa hewan-hewan tersebut memang memiliki kemampuan untuk berevolusi dengan cepat.
Namun, ada beberapa bukti bahwa kebakaran yang lebih sering terjadi atau lebih besar dapat membahayakan variasi genetik. Di Australia tenggara, misalnya, populasi burung emu Mallee asli semakin sedikit dan terisolasi karena kebakaran hutan. Hal ini mencegah mereka bercampur dan menyebabkan mereka kehilangan keragaman genetik seiring waktu.
Burung kaktus di pesisir California selatan menghadapi tantangan serupa. Sebaliknya, kebakaran dapat membantu spesies lain terhubung. Di Taman Nasional Yosemite, lupin sering kali menggantikan vegetasi lain yang terbakar, yang memungkinkan populasi kupu-kupu biru Boisduval berkembang dan berbaur.
Secercah harapan
Peningkatan pengelolaan kebakaran juga dapat memainkan peran penting dalam melindungi hewan di Pirosen.
Mencegah kebakaran yang tidak disengaja itu penting. Tetapi kebakaran adalah bagian alami dari banyak ekosistem. Jadi, kita harus menciptakan kondisi di mana api dapat membakar dengan cara yang aman. Selain itu, kita perlu melakukan tindakan yang bisa mencegah kebakaran yang lebih besar dan lebih hebat.
Pembakaran terkendali dapat mencegah beberapa kebakaran hebat yang tidak mungkin dapat ditanggung hewan. Selain itu, juga dapat membantu mempertahankan adaptasi hewan terhadap api dengan memberi penghargaan kepada hewan yang paling mampu beradaptasi. Serta menyingkirkan hewan yang tidak akan mampu bertahan dalam kebakaran hutan yang sebenarnya.
Kebakaran terkendali juga dapat memberikan pengenalan terhadap api bagi hewan yang tidak berpengalaman atau tidak beradaptasi dengannya. Alhasil, ini memberi mereka kesempatan untuk belajar apa yang harus dilakukan ketika keadaan menjadi lebih buruk.
Banyak spesies mungkin tidak dapat beradaptasi dengan cukup cepat. Namun, ada secercah harapan bahwa beberapa dari mereka akan mampu bertahan.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR