Masih harus dilihat apakah mereka dapat beradaptasi dengan dunia kebakaran hutan yang sangat intens saat ini.
Berbaur
Bertahan hidup dari kebakaran adalah satu hal; bertahan hidup setelahnya adalah hal lain. Sama seperti ngengat berwarna gelap di Inggris berevolusi. Alhasil, jumlahnya lebih banyak daripada ngengat putih saat Revolusi Industri melapisi batang pohon dengan jelaga. Beberapa hewan saat ini cenderung lebih gelap di tempat-tempat yang kebakaran hutannya baru-baru ini terjadi atau sering terjadi.
Belalang kerdil warnanya bisa berkisar dari hitam hingga hampir putih. Namun, spesies ini 50 persen lebih mungkin berwarna hitam di beberapa bagian Swedia yang terkena kebakaran hutan. Kemungkinan agar mereka kurang terlihat oleh predator.
Di daerah dataran pantai di tenggara Amerika Serikat, ada lebih banyak warna bulu pada tupai rubah. Dari hitam pekat hingga agouti (coklat keabu-abuan) hingga abu-abu pucat.
“Kebakaran menciptakan berbagai kondisi lingkungan yang dapat berubah dengan cepat. Karena itu, tidak ada satu warna pun yang akan selalu menjadi yang terbaik di daerah yang rawan kebakaran,” jelas Alex Potash, peneliti pascadoktoral di Universitas Florida.
Jadi populasi mempertahankan variasi warna yang luas di antara individu. Di sisi lain, lahan pertanian relatif stabil. Hal ini menciptakan kekuatan selektif untuk satu warna tupai terbaik di area tersebut, umumnya abu-abu keperakan pucat.
Perubahan tersebut menunjukkan bahwa mungkin ada cara bagi spesies ini untuk beradaptasi dengan perubahan lanskap akibat kebakaran. Setidaknya, jika mereka selamat dari kobaran api terlebih dahulu.
Misalnya pada burung unta Temminck, burung yang bersarang di tanah di Afrika sub-Sahara. Semua betina bertelur hitam keabu-abuan yang menyatu sempurna dengan petak-petak sabana yang baru saja terbakar di tempat tinggal mereka.
Diperlukan gen yang kuat
Agar hewan berevolusi sebagai respons terhadap kebakaran yang lebih sering terjadi, variasi genetik sangat penting. Belum ada studi genetik yang khusus untuk adaptasi kebakaran.
Baca Juga: Google Kembangkan FireSat yang Bisa Bantu Deteksi Kebakaran Hutan Indonesia
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR