Pada akhirnya, meskipun otonomi Yunani sangat dibatasi, kedatangan orang Romawi masih membawa tingkat stabilitas ke Yunani. Di saat yang sama, Romawi juga mengeksploitasi Yunani kuno.
Mengelola kekaisaran di dunia kuno
Dengan kedatangan orang Romawi dan administrasinya yang disiplin, Yunani kuno menerima bentuk pemerintahan baru.
Perubahan penting pertama adalah pembagiannya menjadi beberapa provinsi, yang meliputi Makedonia, Epirus, Thrace, dan Akhaia. Masing-masing provinsi ini diperintah oleh seorang prokonsul Romawi (gubernur). Gubernur-gubernur ini melapor langsung ke senat Romawi (dan kemudian ke Kaisar Romawi), tergantung pada iklim politik di Romawi.
Tentu saja, bentuk pemerintahan tersebut cukup efisien dan merupakan sesuatu yang sangat dikenal oleh orang Romawi. Terlebih lagi, bentuk pemerintahan provinsi ini disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan pemungutan. Selain itu, juga bisa memfasilitasi perdagangan dan menjaga ketertiban di wilayah yang diduduki.
Namun, Yunani kuno tidak pernah benar-benar bersatu menjadi satu kerajaan tunggal. Secara tradisional, Yunani kuno dipisahkan menjadi beberapa negara-kota yang memiliki kewarganegaraan yang sama. Hal ini berarti bahwa Yunani kuno sering kali tidak terorganisir. Namun, pendudukan Roma membawa tingkat stabilitas yang tinggi di Yunani.
Pax Romana (Perdamaian Romawi) yang terkenal memungkinkan perjalanan yang jauh lebih aman di seluruh Eropa (wilayah Romawi). Bahkan, prospek perdagangan pun jauh lebih baik bagi orang Yunani kuno.
Sayangnya, orang Yunani bukanlah kepentingan pertama Romawi, sebagaimana wajarnya. Sebaliknya, gubernur Romawi sering kali memprioritaskan kepentingan Romawi. Hal ini terkadang menyebabkan tekanan ekonomi pada penduduk setempat, terutama ketika pajak dipungut dengan sangat tinggi. Para bangsawan dan elite Yunani kuno sering kali harus menghadapi hubungan yang rumit dengan otoritas Romawi.
Dua ‘raksasa’ yang saling berbenturan
Aspek penting dari era Romawi di Yunani adalah aliran pertukaran budaya yang tak berujung antara peradaban yang terhormat ini. Yunani kuno memang telat ditaklukkan secara politik oleh bangsa Romawi. Namun tradisi budaya dan intelektualnya terus memengaruhi masyarakat Romawi secara mendalam. Orang Romawi yang kaya dan mulia mengadopsi seni, filsafat, dan arsitektur Yunani. Mereka juga sering mempekerjakan guru Yunani untuk anak-anak mereka sendiri. Pada waktunya, karya-karya filsuf Yunani terkemuka, seperti Plato dan Aristoteles, menjadi landasan pendidikan Romawi.
Namun, pertukaran budaya itu ada dua. Bangsa Romawi juga memengaruhi orang Yunani, dan meninggalkan jejak mereka pada evolusi budaya mereka. Khususnya, gaya arsitektur Romawi yang menjadi menonjol di kota-kota utama Yunani. “Termasuk amfiteater, saluran air, pemandian mewah, dan sejenisnya,” tambah Vuckovic.
Faktanya, banyak ruang publik dan bangunan Yunani yang sudah ada sebelumnya direnovasi dengan fitur-fitur Romawi yang baru. Dalam sisa-sisa arkeologi Yunani Kuno saat ini, kita dapat melihat banyak fitur khas Romawi. Dan di atas semua itu, kebiasaan Yunani yang sudah ada sebelumnya dengan cepat dipadukan dengan hukum Romawi. Dan praktik administratif yang dengan cepat diperkenalkan.
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR