Nationalgeographic.co.id—Yunani kuno dianggap sebagai salah satu peradaban kuno terbesar dalam sejarah dunia. Yunani kuno dianggap sebagai tempat lahirnya filsafat, demokrasi, seni pahat, pengobatan, matematika, dan banyak konsep revolusioner lainnya. Karena itu, Yunani kuno benar-benar merupakan kekuatan global utama di masa kejayaannya.
Namun, seperti kata pepatah, selalu ada “ikan yang lebih besar”. Bahkan kekaisaran dan peradaban terbesar pun pasti akan runtuh pada suatu titik. Ikan yang lebih besar bagi Yunani kuno adalah tetangga terdekatnya, Republik Romawi. Di masa itu, Republik Romawi sedang bangkit dengan cepat.
Rangkaian konflik melawan Yunani kuno dan penaklukan Romawi membawa perubahan besar dalam sejarah dunia kuno. Penaklukan Yunani kuno membuka jalan bagi nasib Kekaisaran Romawi di kemudian hari. Dan, dalam banyak hal, peristiwa-peristiwa ini membentuk wajah Eropa yang baru dan sama sekali berbeda.
Namun, bagaimana Yunani kuno yang ditaklukkan berubah di tangan Romawi? Apa yang dihasilkan dari perpaduan budaya Romawi dan Yunani kuno?
Penaklukan Yunani kuno oleh Romawi
Pada saat Republik Romawi bangkit, Yunani Kuno tidak lagi menjadi “pemain” utama di Eropa, dalam arti politik. Romawi bangkit menjadi republik yang kuat dan ekspansif. “Bagaikan api yang membakar hutan, kekuasaan Romawi menyebar ke seluruh benua dan menaklukkan banyak negara tetangganya yang lebih lemah,” tulis Aleksa Vuckovic di laman Ancient Pages.
Pada pertengahan abad ke-2 SM, Romawi menjadi kekuatan yang paling dominan di Mediterania. Dan, target berikutnya adalah Yunani kuno. Dari Yunani kuno, Romawi memperoleh banyak unsur budaya dan agama.
Selama berabad-abad sebelum penaklukan Yunani, orang-orang Romawi mengagumi dan meniru negara-negara tetangga mereka. Mereka sangat mengagumi seni Yunani yang terkenal, filsafat, dan sastranya. Semua itu sangat memengaruhi budaya Romawi.
Namun, meskipun orang-orang Romawi mengagumi orang-orang Yunani, mereka tidak ragu untuk akhirnya menaklukkan Yunani. Kebutuhan yang tak terpuaskan untuk perluasan wilayah jauh lebih kuat daripada sekadar kekaguman.
Tentu saja, penaklukan Yunani kuno tidak terjadi dalam semalam, tetapi merupakan proses yang agak panjang. Penaklukan ini adalah puncak dari serangkaian konflik antara Republik Romawi dan banyak negara-kota Yunani yang lebih kecil. Momen yang menentukan dalam konflik yang panjang ini terjadi pada tahun 146 SM. Saat itu jenderal Romawi Lucius Mummius Achaicus mengalahkan Liga Akhaia Yunani dalam Pertempuran Korintus.
Pertempuran Korintus menandai berakhirnya Yunani kuno yang bebas dan menempatkannya ke tangan orang Romawi.
Baca Juga: Sejak Era Romawi Kuno, Polusi Timbal Menurunkan Kecerdasan Intelektual
Pada akhirnya, meskipun otonomi Yunani sangat dibatasi, kedatangan orang Romawi masih membawa tingkat stabilitas ke Yunani. Di saat yang sama, Romawi juga mengeksploitasi Yunani kuno.
Mengelola kekaisaran di dunia kuno
Dengan kedatangan orang Romawi dan administrasinya yang disiplin, Yunani kuno menerima bentuk pemerintahan baru.
Perubahan penting pertama adalah pembagiannya menjadi beberapa provinsi, yang meliputi Makedonia, Epirus, Thrace, dan Akhaia. Masing-masing provinsi ini diperintah oleh seorang prokonsul Romawi (gubernur). Gubernur-gubernur ini melapor langsung ke senat Romawi (dan kemudian ke Kaisar Romawi), tergantung pada iklim politik di Romawi.
Tentu saja, bentuk pemerintahan tersebut cukup efisien dan merupakan sesuatu yang sangat dikenal oleh orang Romawi. Terlebih lagi, bentuk pemerintahan provinsi ini disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan pemungutan. Selain itu, juga bisa memfasilitasi perdagangan dan menjaga ketertiban di wilayah yang diduduki.
Namun, Yunani kuno tidak pernah benar-benar bersatu menjadi satu kerajaan tunggal. Secara tradisional, Yunani kuno dipisahkan menjadi beberapa negara-kota yang memiliki kewarganegaraan yang sama. Hal ini berarti bahwa Yunani kuno sering kali tidak terorganisir. Namun, pendudukan Roma membawa tingkat stabilitas yang tinggi di Yunani.
Pax Romana (Perdamaian Romawi) yang terkenal memungkinkan perjalanan yang jauh lebih aman di seluruh Eropa (wilayah Romawi). Bahkan, prospek perdagangan pun jauh lebih baik bagi orang Yunani kuno.
Sayangnya, orang Yunani bukanlah kepentingan pertama Romawi, sebagaimana wajarnya. Sebaliknya, gubernur Romawi sering kali memprioritaskan kepentingan Romawi. Hal ini terkadang menyebabkan tekanan ekonomi pada penduduk setempat, terutama ketika pajak dipungut dengan sangat tinggi. Para bangsawan dan elite Yunani kuno sering kali harus menghadapi hubungan yang rumit dengan otoritas Romawi.
Dua ‘raksasa’ yang saling berbenturan
Aspek penting dari era Romawi di Yunani adalah aliran pertukaran budaya yang tak berujung antara peradaban yang terhormat ini. Yunani kuno memang telat ditaklukkan secara politik oleh bangsa Romawi. Namun tradisi budaya dan intelektualnya terus memengaruhi masyarakat Romawi secara mendalam. Orang Romawi yang kaya dan mulia mengadopsi seni, filsafat, dan arsitektur Yunani. Mereka juga sering mempekerjakan guru Yunani untuk anak-anak mereka sendiri. Pada waktunya, karya-karya filsuf Yunani terkemuka, seperti Plato dan Aristoteles, menjadi landasan pendidikan Romawi.
Namun, pertukaran budaya itu ada dua. Bangsa Romawi juga memengaruhi orang Yunani, dan meninggalkan jejak mereka pada evolusi budaya mereka. Khususnya, gaya arsitektur Romawi yang menjadi menonjol di kota-kota utama Yunani. “Termasuk amfiteater, saluran air, pemandian mewah, dan sejenisnya,” tambah Vuckovic.
Faktanya, banyak ruang publik dan bangunan Yunani yang sudah ada sebelumnya direnovasi dengan fitur-fitur Romawi yang baru. Dalam sisa-sisa arkeologi Yunani Kuno saat ini, kita dapat melihat banyak fitur khas Romawi. Dan di atas semua itu, kebiasaan Yunani yang sudah ada sebelumnya dengan cepat dipadukan dengan hukum Romawi. Dan praktik administratif yang dengan cepat diperkenalkan.
Namun, “fenomena” Hellenisasi, atau penyebaran budaya Yunani, terus berlanjut bahkan di bawah kekuasaan Romawi. Banyak kaisar Romawi yang terkenal, seperti Hadrian, Augustus, dan Marcus Aurelius, merayakan budaya dan warisan Yunani.
Hadrian sangat menyukai Yunani kuno dan merupakan pengagum beratnya. Ia mensponsori banyak proyek pembangunan. Hadrian bahkan membangun Kuil Zeus Olympia yang terkenal di Athena. Ia juga mendirikan Panhellenion, yang merupakan liga kota-kota Yunani. Liga kota-kota itu bertujuan untuk menghidupkan kembali kebanggaan budaya Yunani.
Nasib baru Yunani kuno
Seperti semua penaklukan, penaklukan ini juga membawa perubahan besar bagi Yunani. Integrasinya ke dalam Kekaisaran Romawi yang lebih luas membawa perubahan ekonomi yang besar.
Pertama, Yunani menjadi aspek utama dari jaringan perdagangan Romawi yang patut dicontoh. Yunani kuno menjangkau sebagian besar dunia yang dikenal saat itu. Dari Yunani, produk-produk seperti anggur, marmer, zaitun, dan minyak zaitun diekspor dalam jumlah besar. Banyak kota Yunani, seperti Korintus, Tesalonika, dan Athena, berkembang pesat saat menjadi pusat perdagangan utama.
Pusat budaya dalam sejarah dunia kuno
Selama berabad-abad sebelum munculnya Romawi, Yunani kuno dikenal dan dikagumi sebagai pusat pengembangan budaya Eropa. Dan hal ini tetap berlaku, bahkan setelah kedatangan bangsa Romawi.
Pendudukan Romawi di seluruh negeri tidak mengurangi peran Yunani kuno yang mapan sebagai pusat intelektual dan budaya. Misalnya, kota Athena tetap menjadi “pusat” pembelajaran dan kegiatan ilmiah yang tak terbantahkan. Athena menarik banyak pelajar dari seluruh dunia Romawi.
Dalam banyak hal, pendudukan Romawi memungkinkan warga dari berbagai pelosok Eropa untuk bepergian ke Athena. Mereka menerima pendidikan berkualitas tinggi. Demikian pula, sekolah-sekolah filsafat terkenal seperti Akademi (Akademi Plato) dan Lyceum terus beroperasi seperti sebelumnya. Namun, sekolah-sekolah tersebut secara bertahap disesuaikan dengan perlindungan dan kepentingan Romawi.
Dan bahkan di bawah bayang-bayang kekuasaan Romawi, para penulis, filsuf, arsitek, dan seniman Yunani terus menghasilkan karya-karya besar. Karya mereka berpengaruh dan bergema tidak hanya di Yunani, tetapi juga di dunia Romawi.
Sintesis gaya-gaya artistik Yunani dan Romawi terlihat jelas dalam patung-patung, mosaik, dan bangunan-bangunan umum dari periode ini. Perpaduan kreativitas Yunani kuno dengan teknik Romawi menghasilkan pencapaian-pencapaian arsitektur yang abadi. Dan banyak di antaranya masih dikenal hingga saat ini, berabad-abad kemudian.
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR