Nationalgeographic.co.id—Siapa yang tak kenal sensasi "bergas" setelah menyantap hidangan lezat berbahan dasar kubis atau kol? Meskipun tubuh kita secara alami menghasilkan gas hingga 25 kali sehari, namun perasaan kembung dan tidak nyaman akibat konsumsi kubis memang cukup mengganggu.
Kandungan serat dan karbohidrat kompleks yang tinggi pada kubis seringkali menjadi biang keladi masalah pencernaan ini. Namun, tak perlu khawatir! Anda tetap bisa menikmati kelezatan kubis tanpa harus khawatir dengan efek sampingnya.
Samantha MacLeod, M.S., RDN, seorang ahli diet terdaftar dari Fresh Communications, menjelaskan bahwa kandungan serat dan karbohidrat kompleks pada kubis yang sulit dicerna oleh tubuh menjadi penyebab utama produksi gas berlebih dalam sistem pencernaan.
Proses fermentasi oleh bakteri usus terhadap sisa-sisa makanan yang tak tercerna ini menghasilkan gas yang menyebabkan perut kembung, terasa penuh, dan bahkan nyeri.
Namun, jangan buru-buru mengucilkan kubis dari daftar menu Anda. Dengan beberapa tips sederhana, Anda tetap bisa menikmati berbagai jenis kubis seperti kubis merah, hijau, napa, Savoy, atau varietas lainnya tanpa harus khawatir dengan efek sampingnya.
Samantha MacLeod menyarankan beberapa cara untuk mengatasi masalah ini, sehingga Anda bisa terus menikmati kelezatan kubis tanpa harus merasa tidak nyaman.
Kenapa kubis atau kol bisa membuat perut kembung?
Kita seringkali mengalami perut kembung setelah mengonsumsi kubis atau sayuran cruciferous lainnya. Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa? Jawabannya terletak pada kandungan unik dalam sayuran ini.
Menurut MacLeod, kubis merupakan gudang serat. Hampir separuh dari kandungan karbohidratnya adalah serat. Serat ini, meski sangat baik untuk kesehatan pencernaan, tidak sepenuhnya dapat dicerna oleh tubuh kita.
Sebaliknya, serat ini akan berkelana hingga ke usus besar. Di sanalah, bakteri baik dalam usus kita akan berusaha menguraikan serat tersebut. Proses penguraian inilah yang menghasilkan gas sebagai produk sampingan.
Selain kaya serat, kubis juga mengandung jenis gula khusus yang disebut raffinose. Gula ini juga ditemukan dalam sayuran seperti brokoli dan kubis Brussel. Raffinose adalah jenis karbohidrat yang sangat sulit bagi tubuh kita untuk dipecah.
Baca Juga: Apakah Brokoli dan Kembang Kol Bisa Mencegah Kanker Kulit?
“Tubuh kita tidak memiliki enzim yang cukup untuk memecah gula ini secara sempurna,” jelas MacLeod di laman AOL.com.
Akibatnya, raffinose akan mencapai usus besar dan kemudian difermentasi oleh bakteri di sana. Proses fermentasi ini, sama seperti penguraian serat, juga menghasilkan gas.
Namun, meskipun raffinose dan serat dalam kubis dapat menyebabkan produksi gas, keduanya memiliki manfaat yang sangat penting bagi kesehatan. Raffinose, misalnya, adalah prebiotik alami. Prebiotik adalah jenis serat yang berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik dalam usus kita.
Dengan mengonsumsi raffinose, kita sebenarnya sedang membantu pertumbuhan bakteri baik ini, sehingga menciptakan keseimbangan mikrobioma usus yang lebih sehat. Mikrobioma usus yang sehat sangat penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh, kesehatan pencernaan, bahkan suasana hati kita.
Trik mengurangi gas setelah makan kubis
Seperti dipaparkan di atas, kubis adalah sayuran yang kaya nutrisi dan lezat, namun seringkali menjadi biang keladi perut kembung setelah dikonsumsi. Jangan khawatir, Anda tidak perlu mengorbankan hidangan favorit Anda! Dengan beberapa tips sederhana, Anda tetap bisa menikmati kubis tanpa harus merasa tidak nyaman.
1. Memasak adalah kunci
Menurut MacLeod, memasak kubis adalah cara paling efektif untuk mengurangi gas yang sering muncul setelah mengonsumsi sayuran ini. Baik dikukus, direbus, atau dipanggang, proses memasak akan membuat kubis lebih mudah dicerna oleh tubuh. Bayangkan hidangan lezat seperti Skillet Cabbage with Bacon & Mushrooms yang tetap renyah namun lebih lembut di perut.
2. Fermentasi: Rahasia usus sehat
Ingin meningkatkan kesehatan pencernaan Anda? Cobalah fermentasi kubis! Kimchi atau sauerkraut adalah contoh makanan hasil fermentasi yang kaya akan probiotik, bakteri baik yang membantu menjaga keseimbangan flora usus. Proses fermentasi memecah gula kompleks dalam kubis, sehingga lebih mudah diserap tubuh dan mengurangi produksi gas.
3. Porsi yang tepat
Jangan makan terlalu banyak dalam sekali makan. Porsi kubis yang berlebihan dapat menyebabkan perut kembung karena kandungan serat dan gula kompleks yang tinggi. Campurkan kubis dengan sayuran lain seperti wortel parut atau irisan paprika untuk menambah volume hidangan Anda tanpa harus mengonsumsi terlalu banyak kubis.
Siapa yang suka perut kembung dan produksi gas berlebihan? Tentu saja tidak ada! Namun, kita juga tak ingin melewatkan segudang manfaat dari sayuran cruciferous seperti kubis yang kaya akan nutrisi penting.
Kubis, khususnya, adalah favorit bagi mereka yang ingin meningkatkan kesehatan usus. Kandungan seratnya yang tinggi sangat baik untuk menjaga sistem pencernaan kita tetap lancar.
Meskipun begitu, banyak di antara kita yang merasa terganggu dengan efek samping kecil dari konsumsi kubis, yakni peningkatan gas dalam perut. Kabar baiknya, dengan sedikit penyesuaian dalam pola makan, Anda tetap bisa menikmati kelezatan dan manfaat kubis tanpa harus khawatir lagi dengan masalah pencernaan.
Baca Juga: Brokoli Dapat Membantu Sembuhkan Autisme
KOMENTAR