Nationalgeographic.co.id—Sinbad sang pelaut adalah salah satu pahlawan paling terkenal dalam literatur Timur Tengah. Dalam kisah tujuh pelayarannya, Sinbad bertempur melawan monster-monster yang luar biasa. Ia dikisahkan mengunjungi negeri-negeri yang menakjubkan. Dalam perjalanan, Sinbad bertemu dengan kekuatan-kekuatan gaib saat mengarungi rute-rute perdagangan yang terkenal di Samudra Hindia.
Dalam terjemahan-terjemahan Barat, kisah-kisah Sinbad termasuk di antara kisah-kisah yang diceritakan Scheherazade dalam Seribu Satu Malam. Seribu Satu Malam berlatar di Baghdad pada masa pemerintahan Khalifah Abbasiyah Harun al-Rashid dari tahun 786 hingga 809 Masehi. Namun, dalam terjemahan-terjemahan Arab dari kisah-kisah malam di Arabia, Sinbad tidak ada.
Pertanyaan menarik bagi para sejarawan adalah ini: Apakah Sinbad sang pelaut didasarkan pada satu tokoh sejarah tunggal? Atau apakah ia merupakan karakter gabungan yang berasal dari berbagai pelaut pemberani yang mengarungi angin muson? Jika ia pernah ada, siapakah dia?
Apalah arti sebuah nama
Nama Sinbad tampaknya berasal dari bahasa Persia “Sindbad”. Dalam bahasa Persia, Sindbad yang berarti Penguasa Sungai Sindh. Sindhu adalah varian Persia dari Sungai Indus. “Hal ini menunjukkan bahwa ia adalah seorang pelaut dari pesisir yang sekarang disebut Pakistan,” tulis Kallie Szczepanski di laman Thoughtco.
Analisis linguistik ini juga menunjukkan bahwa cerita-cerita tersebut berasal dari Persia. Meskipun versi yang ada semuanya berbahasa Arab.
Di sisi lain, ada banyak kesamaan mencolok antara banyak petualangan Sinbad dan petualangan Odysseus dalam karya klasik Homer, The Odyssey. Juga dengan cerita-cerita lain dari literatur Yunani klasik. Misalnya, monster kanibal dalam Pelayaran Ketiga Sinbad sangat mirip dengan Polyphemus dari The Odyssey. dan ia mengalami nasib yang sama — dibutakan oleh tongkat besi panas yang ia gunakan untuk memakan awak kapal.
Selama pelayaran keempatnya, Sinbad dikubur hidup-hidup. Namun ia berhasil mengikuti seekor binatang untuk melarikan diri dari gua bawah tanah. Kisah ini mirip seperti kisah Aristomenes dari Messenia. Kesamaan ini dan lainnya menunjukkan bahwa Sinbad adalah tokoh cerita rakyat, bukan orang yang sebenarnya.
Namun, ada kemungkinan bahwa Sinbad adalah tokoh sejarah nyata. Ia memiliki hasrat yang tak terpuaskan untuk bepergian dan bakat untuk bercerita. Mungkin setelah kematiannya, kisah perjalanan tradisional lainnya dicangkokkan ke petualangannya untuk menghasilkan Tujuh Pelayaran.
Lebih dari satu Sinbad sang pelaut
Sinbad mungkin sebagian didasarkan pada seorang petualang dan pedagang Persia bernama Soleiman al-Tajir. Dalam bahasa Arab, nama itu memiliki arti Soloman sang pedagang. Solomon melakukan perjalanan dari Persia hingga ke Tiongkok Selatan sekitar tahun 775 SM. Dalam jaringan perdagangan Samudra Hindia, para pedagang dan pelaut hanya melakukan perjalanan di salah satu dari tiga sirkuit musim hujan besar. Mereka bertemu dan berdagang satu sama lain di titik-titik pertemuan sirkuit tersebut.
Baca Juga: Kecerdasan Sistem Navigasi Suku Bugis Melaut Berpedoman Bintang
Siraf dianggap sebagai orang pertama dari Asia Barat yang menyelesaikan seluruh pelayaran itu sendiri. Siraf kemungkinan besar memperoleh ketenaran besar pada masanya sendiri. Terutama jika ia berhasil pulang dengan membawa banyak sutra, rempah-rempah, permata, dan porselen. Mungkin dialah yang menjadi dasar cerita Sinbad.
Begitu pula di Oman, banyak orang percaya bahwa Sinbad didasarkan pada seorang pelaut dari kota Sohar. Pelaut itu berlayar dari pelabuhan Basra di wilayah yang sekarang disebut Irak. Tidak jelas bagaimana ia bisa memiliki nama India yang bernuansa Persia.
Perkembangan terbaru
Pada tahun 1980, tim gabungan Irlandia-Oman berlayar dengan replika perahu layar abad ke-9 dari Oman ke Tiongkok selatan. Mereka hanya menggunakan instrumen navigasi zaman itu. Ekspedisi itu bertujuan untuk membuktikan bahwa pelayaran semacam itu mungkin dilakukan.
Mereka berhasil mencapai Tiongkok selatan. Keberhasilan tersebut membuktikan bahwa para pelaut bahkan berabad-abad yang lalu dapat melakukannya. Namun itu tidak membawa kita lebih dekat untuk membuktikan siapa Sinbad atau dari pelabuhan barat mana ia berlayar.
Kemungkinan besar, para petualang pemberani dan bebas seperti Sinbad berlayar dari sejumlah kota pelabuhan di sekitar tepi Samudra Hindia. Mereka mencari hal-hal baru dan harta karun. Kita mungkin tidak akan pernah tahu apakah salah satu dari mereka menginspirasi Kisah Sinbad Sang Pelaut.
Sungguh menyenangkan rasanya, membayangkan Sinbad sendiri bersandar di kursinya di Basra, atau Sohar atau Karachi. Bayangkan sang pelaut menuturkan kisah hebat lainnya kepada para pendengarnya yang terpesona, yang merupakan orang-orang yang tinggal di daratan.
Source | : | ThoughtCo. |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR