Kebakaran paling terkenal yang melanda London adalah Kebakaran Besar tahun 1666. Kebakaran ini dimulai di sebuah toko roti di Pudding Lane pada tanggal 2 September. Upaya untuk membuat sekat api, dalam bentuk menyingkirkan bangunan yang berada tepat di jalur api, tertunda. Pada saat tindakan tersebut dilakukan, angin kencang mengipasi api dan menggagalkan upaya awal untuk memadamkannya.
Meskipun terjadi kerusakan, jumlah korban tewas resmi dinyatakan “hanya” enam orang. Namun klaim tersebut ditentang oleh para sejarawan modern. Kebakaran perkotaan, tentu saja, dapat menyebabkan hilangnya banyak nyawa.
Hanya 6 tahun sebelum Kebakaran Besar London, kebakaran di Istanbul menghancurkan dua pertiga kota. Kebakaran Istanbul menewaskan sekitar 40.000 orang.
Pemadaman kebakaran di Roma Kuno
Memadamkan badai api adalah pekerjaan yang tidak mudah. Orang-orang di zaman kuno hingga era pra-modern memiliki cara-cara kreatif untuk mengatur dan menangani api. Brigade ember ada di mana-mana dalam upaya ini. Petugas pemadam kebakaran dan warga biasa membentuk barisan. Mereka saling mengoper ember, mengangkut air dari sumber ke api dan kemudian mengirim ember kembali ke sumbernya.
Sebelum adanya mobil pemadam kebakaran, brigade ember adalah pilihan yang tepat untuk memadamkan api. Efektivitas teknik ini sedemikian rupa sehingga masih digunakan hingga saat ini dalam berbagai konteks. Terutama ketika peralatan modern tidak tersedia.
Sekat api juga dibuat dengan menyingkirkan bangunan di jalur api. Sebelum buldoser ada, pembuatan sekat api harus dilakukan dengan tiang dan kait. Bangsa Romawi bahkan menggunakan peralatan pengepungan seperti ketapel dan ballista untuk melakukan pekerjaan itu. Untuk melawan api secara langsung, orang Romawi juga menggunakan kain perca yang direndam dalam air atau cuka. Kain itu kemudian digunakan untuk memadamkan api.
Penggunaan pompa juga merupakan bagian penting dari teknik pemadaman api Romawi. Mereka bahkan menggunakan kendaraan pemadam kebakaran yang ditarik kuda yang disebut sipho. Kendaraan tersebut berisi reservoir air dan pompa.
Semua teknik ini bukan sekadar pekerjaan warga biasa. Organisasi telah ada sejak zaman Republik Romawi. Pada awal abad ke-1 Masehi, atas perintah Augustus, para budak diorganisasikan ke dalam unit pemadam kebakaran yang disebut vigiles. Vigiles bertanggung jawab untuk memadamkan api dan mengoordinasikan upaya.
Memerangi Kebakaran di Abad Pertengahan
Teknik yang digunakan oleh bangsa Romawi diwarisi oleh seluruh Eropa dan berlanjut sepanjang Abad Pertengahan. Namun, Eropa bukanlah satu-satunya tempat yang membutuhkan teknik pemadaman kebakaran. Bagian dunia lain juga memiliki metode dan penemuan mereka sendiri.
Di Tiongkok, digunakan alat yang disebut jitong. Terbuat dari bambu, jitong pada dasarnya adalah pompa air genggam berukuran besar. Pompa ini dapat diisi dengan air, lalu operator dapat menyemprotkan air ke api dengan menekan salah satu ujung alat tersebut. Selama Dinasti Qing, Kaisar Kangxi mendirikan pemadam kebakaran pertama.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR