Mirip dengan jitong, alat pemadam kebakaran paling awal digunakan di Eropa dan disebut squirt. Jika terjadi kebakaran, seluruh masyarakat akan membantu regu pemadam kebakaran sukarela. Mereka kemudian mengangkut air melalui kereta dorong dan ember kulit. Sementara lonceng gereja membunyikan alarm dan memanggil orang-orang untuk bertindak.
Perubahan besar selama Revolusi Industri
Ledakan teknologi dan proses manufaktur menandai dimulainya era baru di Eropa. Peningkatan bahaya kebakaran yang sangat besar membuat perusahaan asuransi kebakaran pertama kali didirikan pada akhir abad ke-17.
Bahan yang mudah terbakar, banyaknya mesin, standar keselamatan yang buruk dan pekerja yang kelelahan merupakan kombinasi mematikan. Kombinasi itu meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran.
Yang perlu diperhatikan adalah bahaya yang ditimbulkan oleh pabrik kapas, yang dipenuhi dengan produk yang mudah terbakar. Mesin pemintalan yang diminyaki, ketel uap berbahan bakar batu bara, percikan api yang sering terjadi, dan popularitas rokok. Semua itu meningkatkan risiko terjadinya kebakaran.
Sementara beberapa kebakaran terbatas pada area kecil atau satu bangunan, kebakaran sering kali dapat berkobar di luar kendali. Pada akhirnya, merembet ke area lanskap perkotaan yang luas.
Bahkan ketika terbatas pada area yang relatif kecil, kebakaran perkotaan dapat sangat mematikan. Kebakaran Pabrik Triangle Shirtwaist di New York pada tahun 1911 merenggut nyawa 146 orang. “Kebakaran tersebut hanya terbatas pada tiga lantai dari satu bangunan,” ungkap Beyer.
8 Oktober 1871 merupakan hari yang sangat buruk untuk kebakaran di Amerika Serikat. Kebakaran Besar Chicago adalah kebakaran hebat di perkotaan yang menghancurkan 17.500 bangunan. Bencana itu menewaskan sekitar 300 orang dan membuat 100.000 orang kehilangan tempat tinggal. Pada hari yang sama, Wisconsin timur laut juga terbakar. Kebakaran hutan Peshtigo membakar 1.200.000 hektar dan menewaskan antara 1.500 dan 2.500 orang. Kota Holland, Manistee, dan Port Huron juga berjuang melawan kebakaran hebat pada hari yang sama. Kekeringan, cuaca kering, dan angin kencang semuanya berkontribusi terhadap kebakaran tersebut.
Meskipun peluang terjadinya kebakaran besar meningkat, Revolusi Industri juga membawa serta teknologi baru untuk membantu memadamkan api. Mobil pemadam kebakaran yang ditarik kuda memanfaatkan tenaga uap untuk memompa air.
Kuda kemudian digantikan dengan mesin bensin, sementara hidran kebakaran bermunculan di seluruh wilayah perkotaan. Hal ini memberikan petugas pemadam kebakaran akses langsung dan tak ternilai ke pasokan air kota.
Tentu saja, selama periode ini, tidak semua kebakaran terkait dengan praktik industri, juga bukan akibat kesalahan yang tidak disengaja. Pada tahun 1812, Rusia membakar Moskow untuk mencegah pasukan Napoleon mendapatkan tempat berlindung yang sangat dibutuhkan. Perang, seperti biasa, juga memainkan peran besar dalam sejarah kebakaran perkotaan pada abad berikutnya.
Faktor perubahan iklim menjadi perhatian utama. Tren menunjukkan bahwa peningkatan suhu akan meningkatkan risiko kebakaran hutan. Hal ini dapat dengan mudah menjadi kebakaran perkotaan jika tidak diatasi. Vegetasi yang lebih kering dan curah hujan yang lebih sedikit akan berkontribusi secara signifikan terhadap dinamika ini.
Namun, teknologi terus berkembang dan sangat membantu kemampuan untuk mengendalikan dan memberantas kebakaran. Material tahan api yang digunakan dalam industri bangunan dapat mengurangi penyebaran kebakaran di daerah perkotaan. Sementara teknologi pesawat nirawak sangat membantu dalam menemukan dan memerangi kebakaran. Kecerdasan buatan bahkan berperan dalam menilai potensi risiko dengan menganalisis sejumlah besar data.
Dunia terus mengalami perubahan dan peristiwa iklim juga mengubah arah sejarah manusia. Karena itu, risiko yang ditimbulkan oleh kebakaran perkotaan terus meningkat. Namun, manusia bersifat dinamis dan mudah beradaptasi. Dengan teknologi canggih, kita diharapkan mampu menghadapi tantangan yang membara di masa depan.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR